RIAUPO.CO - RATUSAN rumah di Kecamatan Kamparkiri, Kamparkiri Hilir dan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar terendam banjir. Banjir bandang, Ahad (30/1), diakibatkan kiriman dari aliran Sungai Singingi dan Sungai Subayang ini, jalan utama ke Desa Rantau Kasih, Kecamatan Kamparkiri Hilir terputus total. Sebab seluruh jalan sudah tertutup air luapan Sungai Kamparkiri.
Kepala Desa Rantau Kasih Edison saat ditemui Riau Pos di rakit penyeberangan Desa Rantau Kasih menyebutkan, banjir ini tidak seperti banjir biasanya. Sebab banjir kali ini datang secara tiba-tiba dan air merambat naik dengan cepat. ‘’Baru kali ini banjir seperti ini terjadi, kejadiannya begitu cepat,’’ sebut Edison.
Ia menyebutkan akibat banjir bandang ini, puluhan rumah warga yang terdapat di pinggiran Sungai Kamparkiri dimasuki air. Edison menyebutkan, pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB kondisi air masih bertahan di bibir tebing sungai. Namun dua jam kemudian air naik dengan cepat. Anak-anak Desa Rantau Kasih yang sekolah di Sungai Pagar diberitahukan agar cepat pulang. ‘’Saat ini anak-anak sekolah mulai SMP diungsikan. Sebab banjir ini bisa lebih dari sepekan,’’ sebutnya.
Dikatakannya, akses datang dan ke luar Desa Rantau Kasih sudah putus total. Hasil bumi terancam busuk karena tak bisa dibawa keluar. ‘’Sekolah di tempat kami diliburkan. Guru-guru tak dapat datang mengajar karena banjir. Makanya sekolah diliburkan,’’ ucap Edson.
Sementara itu, pantauan Riau Pos, dini hari hingga subuh Ahad (30/1), air Sungai Kamparkiri di Desa Kasih masih bertahan di bibir pantai. Namun sekitar pukul 09.00 WIB air sudah menutup hingga 90 persen jalan utama Desa Rantau Kasih dengan ketinggian antara 30 Cm-1,5 meter. Praktis akses ke Desa Rantau kasih terputus. Untuk ke desa ini masyarakat memanfaatkan transportasi air seperti pompong maupun perahu bermesih Robin.
Terlihat sejumlah anak-anak remaja berkelompok maupun dibantu orangtuanya, membawa tas-tas besar. Alvi misalnya, remaja yang duduk di bangku kelas 2 SMP ini, harus meninggalkan desanya bersama rekan-rekan lainnya dan tinggal di Desa Sungai Pagar hingga air surut. ‘’Terpaksa mengungsi dulu. Di desa kami tak ada SMP, kami sekolah di Sungai Pagar. Kalau banjir begini kami biasanya ngungsi di rumah saudara di Sungai Pagar,’’ sebutnya yang terlihat memikul sebuah tas besar warna hitam.
Riau Pos juga menyusuri jalan utama yang telah dipenuhi air yang mengalir deras dari Sungai Kamparkiri bersama pengungsi dadakan ini. Kami harus berjalan hati-hati.
Di bagian jalan yang airnya deras kami harus berpegangan pada apa saja yang bisa diraih. Jika terpeleset maka akan terseret arus. Seperti nyang diungkapkan Pak Ikip yang warungnya terletak di pinggir jalan Rantau Kasih yang sudah terendam banjir.
‘’Menjelang warung saya tinggalkan, saya sudah dua kali menyelamatkan orang yang terseret derasnya banjir,’’ sebut Pak Ikip yang jiga mengakui banjir kali ini tidak seperti biasanya. Banjir datang secara tiba-tiba dan merambat naik dengan cepat.
Rumah yang terendam dengan ketinggian 20 Cm sebanyak 69 rumah, namun air diperkirakan masih akan naik. Selain rumah yang terendam, banjir juga telah merendam enam titik titik jalan dengan ketinggian mencapai 75 Cm. Kebun karet warga yang terendam seluas 100 hektare, kebun sawit 350 hektare, kandang kelompok peternak sapi dan SMPN 03 Mentulik. ‘’Akses transportasi roda dua dan mobil pribadi untuk menuju desa tersebut terputus,’’ ucap Kepala BPBD Kampar Santoso usai berkoordinasi dengan Camat Kamparkiri Hilir Edi Harisman.