DEBAT CAPRES

Menurut Jokowi, untuk Hal Ini Prabowo Terlalu Khawatir

Politik | Minggu, 31 Maret 2019 - 01:14 WIB

Menurut Jokowi, untuk Hal Ini Prabowo Terlalu Khawatir
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menganggap calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto terlalu khawatir Indonesia akan dikuasai asing (NIFTAHUL HAYAT/JAWAPOS.COM)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Meski debat keempat calon presiden (capres) dalam Pilpres 2019 berlansung biasa-biasa saja --bahkan banyak yang menganggap malah saling curhat-- namun ada beberapa bagian terlihat keduanya saling serang.

Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menganggap calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto terlalu khawatir Indonesia akan dikuasai asing. Hal itu disampaikan Jokowi pada debat capres keempat di Hotel Shangri-La pada Sabtu (30/3/2019).

Sebelumnya Prabowo mengatakan, pemerintahan Jokowi mengizinkan asing untuk mengoperasikan bandara ataupun pelabuhan. Sebab, menurutnya jika ada suatu hal yang tidak cocok pihak asing bisa menutup kontrol itu.
Baca Juga :MAKI Bakal Gugat ke PTUN, jika Firli Bahuri Tak Diberhentikan Tidak dengan Hormat dari KPK

"Saya melihat Pak Prabowo sangat khawatir. Sebenarnya negara lain juga melakukan hal itu karena anggaran kita yang terbatas tentu saja kita mengundang investasi di Indonesia. Namun dalam hal menyangkut kedaulatan, tidak akan kita berikan satu sentimeter pun kedaulatan kita kepada negara lain," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, dalam hal radar udara, radar maritim, ataupun pembangunan alutsista Indonesia harus berhati-hati. Pengelolaan bandara dan juga pelabuhan ada di tangan dalam negeri.

"Hal yang penting pengelolaan itu ada  kita di dalamnya. Manajemen kita ada di dalam, manajemen juga kita yang mengendalikan. Kita berpatner, buat kami tak ada masalah," ujar Jokowi.

Prabowo tak terima jika dikelola oleh asing maupun swasta. Sementara itu, Jokowi mengatakan, segalanya masih dikelola oleh dalam negeri. Mayoritas masih dikelola oleh pelindo, badnara masih dikelola angkasa pura.

"Kalau transfer of knowledge, technology, management, system, kenapa tidak? kita berpatner dengan perusahaan yang memiliki kemampuan lebih baik. Bukan bandara yang strategis," tutupnya.(dya/ver)

Sumber: JawaPos.com
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook