PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara perihal unggahan Pakar Hukum Tatanegara Prof Denny Indrayana di media sosial Twitter. Sebelumnya, mantan Wamenkumham ini sempat membahas mengenai pencaplokan Partai Demokrat oleh Moeldoko.
Hal ini ditanggapi serius oleh Mantan Presiden RI ke-6 itu. Dalam keterangan tertulis yang diterima, SBY mengaku mendapat informasi dari salah seorang mantan menteri. Menurut dia, mengenai info adanya tangan-tangan politik yang mengganggu Partai Demokrat agar tidak bisa berkontestasi di Pemilu 2024 itu adalah kemunduran demokrasi.
“Tadi (kemarin, red) malam saya terima telepon dari mantan menteri yang sampaikan pesan politisi senior (bukan Partai Demokrat) berkaitan PK Moeldoko ini. Pesan seperti ini juga kerap saya terima. Jangan-jangan ini serius bahwa Demokrat akan diambil alih?” tanya SBY mengawali tanggapannya, Ahad (28/6).
Berdasarkan akal sehat, lanjut SBY, PK Moeldoko sangat sulit diterima maupun dikabulkan MA. Ini karena sebelumnya Kepala Staf Presiden itu sudah 16 kali kalah di pengadilan. Kalau ini terjadi, info adanya tangan-tangan politik untuk ganggu Demokrat agar tak bisa ikuti Pemilu 2024 dirasa SBY benar.
“Ini berita yg sangat buruk,” tuturnya.
Sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY berharap pemegang kekuasaan tetap amanah, tegakkan kebenaran dan keadilan. “Indonesia bukan negara predator (yang kuat memangsa yang lemah) serta tak anut hukum rimba, yang kuat menang, yang lemah selalu kalah,” tegasnya.
Selain itu, SBY juga mengimbau kader Partai Demokrat di seluruh Tanah Air agar mengikuti perkembangan PK Moeldoko dan selalu mengikuti petunjuk Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Menurut dia, jika keadilan tidak datang, maka dia mengajak seluruh kader untuk berjuang secara damai dan konstitusional.
“Jika keadilan tak datang, kita berhak memperjuangkannya secara damai dan konstitusional,” ujarnya.(nda)