"Harus membangun fondasi kultural yang kuat. Kita harus bersatu dan berdiri gagah untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks, yang semakin ekstrim, dan berubah dengan sangat cepat. Hanya bangsa yang cepatlah yang akan memenangi persaingan global," imbuhnya.
Bukan itu saja, Jokowi menilai masyarakat harus ingat bahwa Indonesia pernah menjadi tempat bagi negara lain untuk belajar, belajar tentang Islam, belajar tentang seni budaya, belajar tentang ilmu pengetahuan dan teknologi dan lain-lain.
"Kebanggaan inilah yang harus direbut kembali, kebanggaan terhadap kreasi dan karya sendiri, kebanggaan terhadap produk sendiri," sebutnya.
Di sisi lain, Indonesia yang sebagai bangsa yang besar dengan penduduk muslim terbesar di dunia, mempunyai ratusan suku dan ribuan pulau, harus percaya diri untuk meraih kemajuan, mengejar ketertinggalan dan mewujudkan kejayaan. Dia memandang, masyarakat harus percaya pada kekuatan bangsa endiri.
Kata dia, banyak bukti yang menunjukkan bahwa Indonesia mampu untuk meraih kemajuan. Seperti dahulu masyarakat takut terhadap masuknya bank-bank asing ke Indonesia. Namun ternyata bank-bank nasional mampu bersaing dan kini telah menjadi bank-bank yang besar, dan modern.
"Indonesia memiliki kekuatan yang sungguh luar biasa yakni anak-anak muda. Anak-anak muda kita banyak yang menjadi juara olimpiade matematika, fisika, dan biologi. Anak-anak muda kita telah menunjukan prestasi mereka, mulai dari menjadi juara hafiz Alquran, berprestasi dalam karya robotik, sangat inovatif sebagai start-up, dan juga kreatif dalam berkesenian sampai di panggung-panggung dunia," tuntasnya. (cr2)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama