JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) dalam koalisi partai politik (parpol) pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat Partai Solidaritas Indonesia (PSI) agak kurang berkenan.
Hal ini terlihat dari apa yang disampaikan Sekretaris Dewan Pembina PSI, Raja Juli Antoni. Salah seorang pendiri PSI itu mengingatkan jajaran pengurus PAN untuk berhenti bermain dua kaki bila.
Ia meminta jajaran pemimpin PAN di bawah kepengurusan Zulkifli Hasan (Zulhas) saat ini tidak mengulang perilaku seperti yang dilakukan saat bergabung dalam koalisi parpol pendukung Jokowi di periode 2014-2019.
"Saya berharap pada periode ini pemimpin PAN di bawah Zulhas dapat lebih konsekuen dalam pilihan politik mereka. Bila memang bergabung dalam koalisi ini, maka jadilah peserta koalisi yang konsekuen yang memberikan dukungan politik kepada Jokowi dan berhenti bermain dua kaki seperti yang pernah ditunjukkan PAN pada periode sebelumnya," kata Juli lewat keterangan videonya kepada wartawan.
Ia mengingatkan, perilaku PAN saat bergabung dalam koalisi parpol pendukung pemerintahan Jokowi periode 2014-2019 seperti bermain dua kaki.
Pasalnya, menurutnya, PAN masih senantiasa "menembaki" Jokowi setelah diberikan jabatan Ketua Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN) serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB).
"Saya juga ingin berikan imbauan moral secara personal kepada teman-teman PAN mengingat ada preseden masa lalu di mana PAN seperti main dua kaki," ucap politikus asal Riau itu.
"Salah seorang pengurusnya menjadi menteri di kabinet Jokowi, akan tetapi langgam politiknya, personal lainnya, selalu nembak Jokowi," imbuhnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Johnny Gerald Plate menyebut PAN telah masuk dalam koalisi pemerintahan. Masuknya PAN itu ditandai dengan kehadiran Zulhas dan Sekjen Eddy Soeparno dalam pertemuan antara Jokowi dengan jajaran pemimpin parpol di koalisi pendukung pemerintah pada Rabu (25/8) sore.
Menurut dia, kehadiran PAN akan memperkuat dan memperkaya gagasan-gagasan serta ide-ide baru dalam rangka melanjutkan pemerintahan dan mengisi demokratisasi Indonesia.
Sumber: JPNN/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun