JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto tidak membantah kemungkinan kelompok yang menghadang pegiat deklarasi #2019GantiPresiden Neno Warisman, di Bandara SSK II pada Sabtu (25/8) didatangkan dari luar Riau.
Mengenai informasi bahwa penghadang Neno bukan orang Melayu melainkan dari etnis tertentu, Wawan menanggapi semua data pasti akan dihimpun dengan bukti untuk dianalisa sejauh mana kebenarannya. Saat diminta penegasan apakah BIN memang melihat indikasi mereka didatangkan, dia melempar bola kepada kepolisian.
“Soal itu nanti pihak kepolisian kan punya data, ini dari mana saja, seperti itu. Bisa juga rusuh di Jakarta orangnya dari sekitar, wilayah sekitar bisa saja. Yang penting kalau ini sudah mengarah ke arah pidana, pembuktian, itu yang lebih diutamakan,” tutur Wawan.
Sebelumnya dalam rekaman video yang disebarkan Neno, terekam aksi Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda) Riau Rachman Hariyadi, sempat membentak seseorang. Bahkan Neno menyebut Kabinda berlaku kasar.
Merespons tindakan Kabinda tersebut, Wawan menyatakan bahwa jajaran BIN di daerah tidak pernah diperintah untuk bertindak melampaui batas dan semua harus terukur. Namun harus dipahami juga bahwa dalam kondisi lelah karena berjaga 24 jam, bisa saja orang menjadi emosi, gampang marah, hingga akhirnya terjadi gesekan. Hal itu menurutnya akan menjadi bahan evalusasi bagi BIN.
“Dalam kondisi capek itu bisa terjadi. Karena kurang tidur, persiapannya itu panjang, supaya mencegah ini tidak bentrok. Karenanya mohon dimaafkan andaikata ada sikap yang dirasakan kasar, ataupun kurang berkenan, tapi ini semua untuk evaluasi bersama sebagai wujud kecintaan kita kepada Tanah Air,” tutur Wawan.(byu/syn/idr/lum/wan/agm/fat/egp)