Dorong Sektor Ekonomi Syariah, Ganjar-Mahfud MD Ingin Hadirkan Pasar Halal Nasional

Politik | Jumat, 27 Oktober 2023 - 23:37 WIB

Dorong Sektor Ekonomi Syariah, Ganjar-Mahfud MD Ingin Hadirkan Pasar Halal Nasional
Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendorong sektor perekonomian syariah di Indonesia. (DERY RIDWANSAH/ JAWAPOS.COM)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendorong sektor perekonomian syariah di Indonesia. Hal ini sebagaimana tertuang dalam visi misi Ganjar-Mahfud yang mengangkat tema 'Menuju Indonesia Unggul Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari'.

Dalam dokumen visi–misi tersebut, Ganjar-Mahfud MD memaparkan jurus jitu dalam mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia, dengan mendorong pusat keuangan syariah. Selain itu, Ganjar-Mahfud MD juga mendorong pusat industri halal, dengan melibatkan UMKM dalam rantai pasok industri halal.


Direktur Eksekutif Indonesia Public Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengapresiasi komitnen Ganjar-Mahfud MD yang ingin meningkatkan ekonomi syariah di Indonesia. Ia menyebut, butuh komitmen dan tekad yang besar untuk menghadirkan ekonomi syariah secara nasional.

"Tentu gagasan itu program bagus. Ekonomi syariah dan halal pernah digagas Maruf Amin, tetapi tidak terlaksana kecuali hanya secara teknis menyatukan bank syariah menjadi satu," kata Dedi kepada JawaPos.com, Jumat (27/10).

Dedi mengamini Indonesia merupakan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia. Namun, membutuhkan strategi khusus dalam meningkatkan perekonomian syariah secara nasional. Karena itu, Ganjar-Mahfud akan meningkatkan itu melalui literasi serta inklusi keuangan syariah dan penguatan sistem pelayanan jasa keuangan syariah, termasuk digitalisasi maupun dukungan untuk ekspansi termasuk keamanan industri keuangan syariah. Oleh karena itu, Dedi juga mengharapkan wacana itu harus diimbangi dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Sehingga kesadaran masyarakat, akan mengalami peningkatan, di tengah kemajuan perekonomian global.

"Indonesia memang negara dengan penduduk muslim sebagai mayoritas, tetapi tidak terbukti hal itu berdampak pada ekosistem syariah di Indonesia. Bisa jadi bukan soal kesadaran masyarakat, tetapi mungkin soal pengelolaan pemerintah yang tidak dapat membawa syariah menjadi wadah ekonomi nasional," tegas Dedi.

Sementara itu, Ganjar Pranowo pernah menceritakan pengalaman menerapkan ekonomi hijau atau berkelanjutan saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Hal itu disampaikan Ganjar saat acara Deklarasi Ganjar-Mahfud Untuk Indonesia, pada Rabu (18/10) malam. Ganjar menuturkan, saat bicara ekonomi hijau maka ekonomi bersih. Demikian juga saat bicara energi sehingga transisi energi bersih. Ganjar menceritakan pengalaman terkait transisi energi ketika menjabat Gubernur Jawa Tengah.

"Kami mendorong desa-desa mandiri energi. Caranya tak terlalu sulit, ada waste energi yang kita fasilitasi, kita damping, latih mereka agar menggali potensi lokal,” ungkap Ganjar.

Ganjar mendorong instansi pemerintah agar pelan-pelan mulai memakai solar panel. Tak hanya itu, pihaknya juga melihat potensi energi lokal yang menjadi salah satu sumber energi alternatif, salah satunya gas rawa. Timbunan gas rawa tersebut dikelola dan disalurkan ke desa-desa di Sragen, Banjarnegara, Karanganyar.

Pernah dengar gas rawa? Gas rawa adalah tumpukan sampah yang mungkin jutaan tahun. Maka orang desa ngebor tiba-tiba keluar air tapi bisa nyala, kemudian masyarakat bilang sakti benar, air bisa nyala, itu ada timbunan gas,” ujar Ganjar.

Pihaknya juga mengelola sumber daya air sebagai sumber energi alternatif bahkan menghasilkan uang. "Air yang kita miliki banyak sekali dari gunung mengalir begitu saja. Insinyur bisa 'jebak' air, bisa terjun dengan rekayasa kecil sehingga bisa terjun jadi energi,” kata Ganjar.

Ganjar menceritakan kalau sejumlah pondok pesantren mengelola hal itu menjadi pembangkit listrik tenaga hidro dan hasilkan uang. Ganjar menuturkan, pembangkit listrik tersebut tidak hanya menghasilkan uang tetapi energi ramah lingkungan sehingga ekonomi sirkular dapat berjalan.

“Banyak pengalaman, kami dorong kompetisi itu stimulan agar bisa berinovasi. Desa mau dan mempraktikkan baik, yang jadi cerita Kabupaten Banyumas mencoba nol kan sebuah proses pengolahan sampah yang selesai di lingkungannya. Mereka buat aplikasi, cara mengolah, masing-masing terpisah. Ada di re-use, recyle, ada dimanfaatkan di tempat lain. Bupatinya pergi ke PBB, Jepang dapatkan banyak grand karena cerita sukses (ini, red),” pungkas Ganjar.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook