Majelis tinggi, kata dia, juga belum membahas peluang poros ketiga. Sebab, sampai sekarang Jokowi belum memutuskan cawapresnya, begitu juga Prabowo. Terkait nama AHY, Max mengatakan, partainya mempunyai obsesi mengusung AHY sebagai cawapres. Namun, obsesi itu tidak ditentukan sendiri oleh partainya. Harus melihat situasi yang berkembang di masyarakat. Tentu, Partai Demokrat akan membicarakan dengan partai koalisi terkait peluang AHY sebagai cawapres.
Sementara itu, nama cawapres Jokowi sampai sekarang masih ditutup rapat-rapat. Nama cawapres pada Pemilu 2019 sudah berada di kantong mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Tinggal menunggu pengumuman ke publik. Sosok cawapres disampaikan Jokowi ketika bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan di Istana Batu Tulis, Bogor pada Ahad malam lalu (8/7).
“Pendamping Pak Jokowi dibahas antar beliau berdua,” terang Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat ditemui di sela-sela acara wokrshop kaderisasi PDI Perjuangan di markas Partai Banteng Jalan Diponegoro kemarin.
Dia menerangkan, nama-nama cawapres sudah ada di kantong Jokowi. Kapan kandidat pendamping akan diumumkan? Hasto mengatakan, pengumuman masih menunggu waktu yang tepat. “Istilah Ibu Megawati Soekarnoputri menunggu cuaca yang cerah terlebih dahulu,” terang dia.
Alasannya, yang diumumkan adalah pasangan calon pemimpin bangsa, pemimpin rakyat Indonesia, dan pemimpin yang punya tanggungjawab besar untuk menahkodai kapal besar bernama Indonesia Raya. Karena itu, perlu menunggu cuaca yang baik. Mega mengibaratkan saat matahari terbit dari timur, bukan ketika matahari tenggelam. “Itulah suasana cerah yang membangun harapan,” urainya beranalogi.
Hasto mengatakan, sekarang menjadi kewenangan Jokowi, Megawati, dan para ketum parpol untuk menentukan kapan akan mengumumkan nama cawapres. Menurut dia, siapa pun yang menjadi calon pendamping Jokowi harus mempunyai visi politik untuk Indonesia Raya, memahami Pancasila, dan memahami bagaimana tantangan mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat.
Disinggung nama TGB Muhammad Zainul Majdi, Hasto mengatakan, pihaknya mengapresiasi langkah Gubernur NTB itu yang mendukung Jokowi. Namun, masih ada waktu untuk mengumumkan cawapres sebelum tahapan pendaftaran capres-cawapres pada 4 - 10 Agustus.
“Kami tunggu momentum yang tepat antara 4-10 Agustus,” beber dia.
Terpisah, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengaku belum diajak komunikasi soal nama cawapres Jokowi. Padahal, Golkar merupakan salah satu partai yang mengusung Jokowi dalam Pilpres 2019.
“Belum (komunikasi). Kita tunggu aja. Kita tunggu aja,” ujarnya di Istana Kepresidenan, Bogor, kemarin.
Airlangga mengaku belum memiliki jadwal untuk menanyakan sosok cawapres yang sudah dikantongi Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati. Dia beralasan, Golkar menyerahkan sepenuhnya pada presiden. Pria yang juga menjabat Menteri Perindustrian itu mengaku optimis dengan kekuatan parpol koalisi. Apalagi, datang dukungan dari TGB Muhammad Zainul Majdi yang dinilai memiliki basis masa kuat.(bay/lum/far/oni/jpg)