JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Beragam reaksi lahir usai mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ikut berbicara soal prediksi Indonesia bakal bubar pada 2030.

Sebagian kalangan menilai komentar Gatot itu untuk menarik hati Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto. Dia disebut tengah mencari perhatian Prabowo. Pernyataan yang dinukil dari sebuah novel itu sebelumnya pernah dilontarkan Prabowo.

Menyikapi itu, Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon menerangkan bahwa yang disampaikan Gatot bukanlah manuver politik, melainkan bukti adanya kesepahaman dengan eks Danjen Kopassus tersebut.

"Belum tentu (cari simpati Prabowo) begitu lah. Artinya mungkin Pak Gatot punya pandangan yang sama," ujarnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (26/4/2018).

"Saya kira semua orang yang mempunyai latar belakang berpikir strategi, geostrategic, geopolitik, itu pasti akan memiliki logika yang sama. Bahwa kami ini harus menjaga NKRI yang kami cintai ini jangan sampai pecah," terangnya.

Fadli memandang, saat ini ada pihak yang tengah berupaya menginginkan Indonesia pecah.

"Yang menginginkan NKRI itu pecah dan itu nyata. Pak Prabowo mengutip dari Ghost Fleet itu kan hanya appetizer saja. Banyak buku-bukunya yang menunjukan jenderal-jenderal dari negara barat yang bahkan sudah memprediksi," jelasnya.

"Skenarionya pun ada bahkan ada dokumen-dokumen dari intelijen Indonesia yang dibuka setelah 20 tahun itu bisa menunjukkan kajian-kajian itu," imbuhnya.

Karena itu, menurutnya, seharusnya Indonesia sudah mulai mencegah terjadinya berbagai ancaman itu sehingga 2030 Indonesia bubar tak akan terjadi.

"Karena itu kami harus berusaha dari sekarang mencegah itu dengan berbagai macam cara dan itu menurut saya tidak bisa take it for granted bahwa ini akan gini-gini saja," tuntasnya. (ce1/aim)

Sumber: JPG

Editor: Boy Riza Utama