JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Media asing kembali menyoroti pemilihan umum presiden (Pilpres) Indonesia. Kali ini terkait transformasi sosok salah satu kandidat calon presiden (capres) Prabowo Subianto.
Tak hanya itu, media asing tersebut juga menyoroti fenomena gemoy dalam kampanye politik Prabowo Subianto pada Pilpres kali ini.
Calon presiden nomor urut dua yang juga Menteri Pertahanan itu, disebut unggul dan mendominasi dalam sejumlah survei setelah mampu memenangkan hati generasi muda lewat fenomena "gemoy".
"Prabowo Subianto unggul dalam jejak pendapat setelah memenangkan hati generasi muda Indonesia dengan kampanye media sosial yang menggemaskan (gemoy)," tulis South China Morning Post dikutip Kamis (30/11).
Media Hongkong, South China Morning Post (SCMP) menulis sebuah artikel berjudul "Indonesia election 2024: as Prabowo dances his way up the polls, can he keep in the groove until voting day?".
Atau jika diartikan "Pemilu Indonesia 2024: Ketika Prabowo menanjak dalam jajak pendapat, bisakah dia tetap bertahan hingga hari pemungutan suara?"
Dalam artikel tersebut disampaikan bahwa naiknya elektabilitas Prabowo Subianto dalam sejumlah survei dan dapatkah hal itu bertahan hingga hari pemungutan suara nanti.
Media yang sempat diakuisi perusahaan raksasa Alibaba Group pada tahun 2015 lalu itu menyebutkan bahwa Mantan Danjen Kopassus itu benar-benar berhasil merebut hati masyarakat.
"Kandidat presiden Indonesia, Prabowo Subianto benar-benar berhasil merebut hati para pemilih," tulisnya kembali.
Media tersebut juga sedikit menyinggung bagaimana transformasi sosok calon presiden dari tokoh elit militer yang dikenal galak itu kemudian menjadi sensasional di TikTok dan sangat viral karena tingkah gemoy-nya.
Mereka juga menyebutkan bahwa Mantan Komandan Pasukan Khusus itu kini akrab dipanggil "gemes" yang merupakan istilah slang dalam bahasa Indonesia.
Bahkan, SCMP juga mengatakan kalau Ketua Umum Partai Gerindra itu sudah sangat akrab dengan kampanye Pilpres.
"Prabowo tentu akrab dengan ritme kampanye presiden, karena sudah dua kali berkampanye untuk menjadi pemimpin negara, dan keduanya kalah dari presiden saat ini, Joko Widodo," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, dalam beberapa tahun terakhir mantan menantu Soeharto itu seolah telah membuka lembaran baru dengan langkahnya untuk bersatu dengan rivalnya saat itu, Jokowi.
"Dia mengejutkan banyak orang dengan bersekutu dengan mantan saingan beratnya dan menerima posisi menteri pertahanan di kabinet Joko Widodo," tulis media tersebut.
"Sejak itu, dia beralih dari kepribadiannya yang kuat dan mengambil sisi yang lebih lembut dan lebih menarik di depan umum, dibantu oleh tim media sosial yang menemukan cara untuk memanfaatkan gerakan tariannya yang canggung," tambahnya.
Dalam tulisan tersebut, mereka juga menggambarkan capres lain yaitu Ganjar Pranowo yang pada mulanya berpotensi menjadi suksesor Jokowi.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi