DIKUTIP DARI NOVEL "GHOST FLEET"

Seperti Prabowo, Gatot Sebut 2030 Indonesia Bisa Bubar, Ini Alasannya

Politik | Rabu, 25 April 2018 - 20:30 WIB

Seperti Prabowo, Gatot Sebut 2030 Indonesia Bisa Bubar, Ini Alasannya
Gatot Nurmantyo memberikan pidato kuncinya di acara Nusantara Foundation bertajuk Urun Rembuk Kebangsaan, di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (25/4). (HENDRA EKA/JAWA POS)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Prediksi Indonesia bisa bubar pada 2030 turut diamini mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo. Sebelumnya, hal itu sempat ditegaskan oleh Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

Adapun prediksi Indonesia bubar diketahui, dikutip dari sebuah novel berjudul Ghost Fleet karangan August Cole dan P.W Finger. Isi buku itu sempat menuai polemik. Akan tetapi, diakui Gatot, dirinya tidak memungkiri bahwa tahun 2030 Indonesia bisa bubar.

Baca Juga :Asta Cita Prabowo-Gibran Komitmen Hadirkan Kesetaraan Gender dan Disabilitas

Hal itu berdasarkan fakta bahwa negeri ini menjadi salah satu negara penghasil energi dan sumber daya alam terbesar di dunia.

“Kekayaan alam bangsa kami ini tentu saja bisa memicu negara lain iri. Negeri ini diibaratkan seperti gadis elok yang menjadi rebutan. Sehingga tidak menutup kemungkinan jika Indonesia dikemudian hari menjadi target kekuasaan negara-negara luar,” katanya saat menjadi keynote speaker di acara Nusantara Foundation, di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (25/4/2018).

Oleh sebab itu, dirinya meminta semuan elemen bangsa agar waspada karena memang semua orang ingin memilikinya. Ibarat gadis cantik, Indonesia selalu menjadi rebutan.

"Saya tadi ditanya oleh wartawan ’Apakah bisa?’ Ya bisa saja, kami kaya, satpamnya tidur, semuanya tidur dirampok untuk menghilangkan jejaknya, dibakar rumahnya ya ilang. Wong kami kaya," jelasnya.

Gatot menyatakan itu kala memaparkan kondisi persaingan dunia saat ini. Terjadinya pemanasan global lantas memicu krisis air bersih di Afrika yang mendorong rakyatnya berkemungkinan migrasi besar-besaran pada 23 tahun ke depan.

Di samping itu, krisis juga terjadi dengan melesatnya pertumbuhan manusia. Akibatnya, cadangan pangan kian menepis. Lebih jauh, dia pun mengutip data British Petroleum tentang cadangan minyak bumi makin menipis.

Hal itu pula yang dikhawatirkan menjadi pemicu perebutan kekuasan karena 70 persen perang didasari oleh penguasaan sumber energi, seperti yang terjadi di Timur Tengah.

"Kalau kami konversi, habisnya bukan 2056 tapi 2030, dari semua inilah maka kami harus benar-benar mulai melek, mulai lihat, krisis pangan, krisis air, krisis energi inilah sebenarnya yang menjadi persaingan yang dicari oleh negara-negara yang tidak mempunyai," jelasnya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook