JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Elektabilitas Presiden Joko Widodo kian meroket, jauh mengungguli kandidat pesaingnya pada Pilpres 2019. Ini terungkap berdasarkan hasil survei terbaru Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Sementara itu, pilihan capres dengan pertanyaan terbuka, elektabilitas Jokowi mencapai 45 persen, Prabowo Subianto 17 persen, dan Gatot Nurmantyo 1 persen. Survei dilakukan pada 26 April-9 Mei 2018 dengan 1.200 responden pemilik hak pilih menggunakan metode multistage random sampling.
Peneliti senior LIPI, Syamsuddin Haris mengatakan, elektabilitas Jokowi mencapai 58 persen karena tingkat kepuasan publik cukup tinggi terhadap kinerja pemerintahan Jokowi. Dia menilai tingkat elektabilitas tersebut masih dalam kadar yang aman apabila Pilpres 2019 hanya diikuti dua calon.
“Namun kalau kontestasi Pilpres diikuti tiga pasangan calon, tingkat elektabilitas Jokowi sebesar 58 persen tersebut belum aman karena ada kemungkinan dukungan terpecah,” ujar Syamsuddin.
Secara terpisah, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Gun Gun Heryanto menyampaikan, Jokowi dapat meningkatkan elektabilitasnya jika memilih Mahfud MD sebagai cawapres. Kehadiran mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu dinilai dapat menguatkan dukungan terhadap suami Iriana dari kelompok Islam.
Mahfud yang berlatar belakang santri dan dekat dengan NU serta Muhammadiyah diyakini dapat mendekatkan pemerintah dengan umat dan sekaligus menjadi penangkal serangan fitnah politik identitas. “Karena kita tidak bisa menampik makna santri itu ada di Mahfud MD,” kata Gun Gun.
Menurutnya, Mahfud MD juga bisa menjadi jawaban dari alotnya komunikasi partai politik pendukung terkait figur cawapres Jokowi. Pasalnya, semua partai politik pendukung akan berebut kursi cawapres dengan harapan bisa menjadi capres pada Pemilu 2024.
Maka dari itu, Jokowi dan parpol pendukungnya dia yakini bakal memilih figur nonparpol yang bisa diterima semua pihak. “Orang yang bisa diterima semua, maka Mahfud MD punya posisi di situ,” ujarnya.
Gun Gun menyampaikan, kelebihan Mahfud MD yang lainnya adalah menguasai hukum tata negara, berpengalaman jadi anggota DPR, dan pernah menjadi Menteri Pertahanan serta Menteri Hukum dan Perundang-Undangan.
Jika kekhawatirannya adalah memerlukan figur yang menguasai isu ekonomi, Gun Gun menyarankan Jokowi menguatkan tim ekonominya dari kalangan profesional untuk menjadi menteri atau tim ekonomi.
“Mahfud MD bisa membantu Jokowi menyelesaikan masalah. Sekarang ini lebih pada bagaimana membuat dukungan itu loyal hingga waktu pemungutan suara,” pungkas Gun Gun.(fat/*)