KEDEPANKAN KONTEKS HUKUM

Tangkal Radikalisme, Begini Jurus Ketum PPP

Politik | Sabtu, 19 Agustus 2017 - 17:35 WIB

Tangkal Radikalisme, Begini Jurus Ketum PPP
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy. (JPG)

TERNATE (RIAUPOS.CO) - Cara ampuh dalam menangkal paham radikalisme saat diutarakan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy saat berceramah di kampus UIN Ternate, Maluku Utara.

Menurutnya, upaya memberantas radikalisme selama ini lebih mengedepankan cara-cara keras dalam konteks penegakan hukum. Padahal, sambungnya, isme apa pun di dunia termasuk yang bersifat radikal tidak bisa diberantas.

Baca Juga :Prabowo Dapat Dukungan Sejumlah Kader PPP

"Dia hanya bisa dilakukan dengan kontra narasi. Kontra narasi itu harus dibangun isme yang berhadapan dengan isme itu. Kalau dilakukan dengan penegakkan hukum semata-mata maka yang akan terjadi munculnya martir," katanya.

Misalnya, imbuh pria yang akrab disapa Romi itu, banyaknya korban yang selama ini ditembak mati oleh Densus 88 dan aparat kepolisian melahirkan keinginan berkorban lebih banyak dari kelompok radikal.

"Karena itu saya berkali-kali melalui Fraksi PPP maupun ketika masih di komisi III, kenapa yang diburu oleh Densus 88 diakhiri dengan penembakan atau tembak mati. Saya mengimbau kepada kepolisian dalam hal ini Densus 88 memburu teroris jangan sampai menghilangkan nyawa mereka," ucapnya.

Pasalnya, sambungnya, hal itu hanya akan menumbuhsuburkan terois-teroris baru, dan rektuitmen baru pula. Yang perlu dilakukan adalah penyadaran dan pembinaan melalui cara-cara persuasif dengan memunculkan kontra narasi, isme yang berhadapan.

Dia menyatakan, upaya itu bisa dilakukan dengan melibatkan semua ormas-ormas Islam, Ponpes yang selama ini mengajarkan kecintaan terhadap nasionalisme dan mengajarkan paham-paham yang melembutkan, sikap.

"Kemudian masuk ke kantong-kantong yang dianggap reproduksi terorisme salah satunya lembaga pemasyarakatan yang dihuni terpidana teroris. Lakukan deradikalisasi dalam bentuk diskusi, seminar, mentoring. Ini harus dilakukan kontinu," tuntasnya. (fat)

Sumber: JPNN

Editor: Boy Riza Utama









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook