PILPRES 2019

Anak Buah Megawati Bilang Begini soal Ketum PKB Ngotot Jadi Cawapres Jokowi

Politik | Rabu, 18 April 2018 - 20:30 WIB

Anak Buah Megawati Bilang Begini soal Ketum PKB Ngotot Jadi Cawapres Jokowi
Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin). (JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Demi posisi cawapresnya Jokowi di Pilpres 2019, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin terus €˜bergerliya.

Akan tetapi, upaya politikus yang akrab disapa Cak Imin itu malah menuai kritikan dari kader PDI Perjuangan, Aria Bima. Menurutnya, sebagai seorang yang akrab Cak Imin, dia memahami keinginan sahabatnya itu untuk menjadi wakil presiden 2019. Pasalnya, dia sedang menjabat sebagai ketum PKB.

Baca Juga :Muhaimin: Pemberhentian Kiai Marzuki Mencederai Tradisi NU

"Saya juga bisa sangat memahami bagaimana parpol juga harus punya kehendak subjektif untuk masuk dalam lingkaran kekuasaan termasuk mencalonkan ketumnya sebagai cawapres," ujarnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (18/4/2018).

Akan tetapi, dalam pandangannya, dalam berdemokrasi, yang terpenting adalah memperkuat fondasi berbangsa dan bernegara dan bukan mengedepankan kekuasaan yang harus dikejar dan direbut.

"Jangan terlalu nampak lebih ke kekuasaan oriented. Harusnya ada yang bisa ditawarkan Cak Imin untuk mengurai persoalan bangsa yang kompleks ini," sebutnya.

Anak buah Megawati itu menyebut, profil Ketua Umum PKB memang sudah sangat sesuai dengan platform yang dinginkan oleh PDIP, yakni tokoh NU yang memperjuangkan pancasila, kebangsaan, pluralitas dan NKRI.

Sebaliknya, seharusnya hal-hal itu lah yang ditawarkan oleh Cak Imin. Bukan malah yang terlihat adalah ngototnya untuk posisi cawapres Jokowi. Dia berharap, PKB dan Cak Imin dapat lebih banyak membicarakan persoalan substansi dalam berdemokrasi dan berbangsa.

"Jangan tujuan kami berdemokrasi lewat pilpres dan pilkada hanya persoalan perebutan kekuasaannya saja yang terlihat, bukan subsatansinya," tegasnya.

Dia pun berharap melalui pilkada, pemilu dan pilpres, masyarakat bisa mendapatkan pendidikan politik yang baik. Tujuannya agar rakyat juga paham substansi berdemokrasi di negeri ini.

"Bukan malah gencara mewacanakan soal berkoalisi dengan siapa dan tanpa mengusung ide atau narasi besar untuk bangsa ini," tutupnya. (aim)

Sumber: JPG

Editor: Boy Riza Utama









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook