JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pertemuan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Sabtu (13/3), di Hambalang, Bogor, Jawa Barat menuai sorotan sejumlah kalangan. Bahkan, media sosial ramai menyinggung makna dan efek dari pertemuan kedua tokoh penting itu.
Terakhir, di medsos bahkan sempat muncul omongan jika pony tail effect (efek ekor kedua) pada pertemuan itu bisa menggantikan coattail effect (efek ekor jas). Ini lantaran foto seorang perempuan penunggang kuda putih dengan rambut yang dikuncir ekor kuda, tengah diperhatikan Airlangga dan Prabowo.
Sementara coattail effect selama ini diketahui sebagai efek ikutan dari seorang figur atau tokoh yang berkontestasi dalam sebuah pemilihan, yang kemudian memberikan dampak positif secara elektoral. Misalnya limpahan suara kepada partainya atau partai-partai yang mendukungnya. Fenomena semacam ini hadir dalam kondisi di mana seorang kandidat presiden sedemikian populernya, sehingga diyakini mampu memberikan daya tarik kepada partai-partai pendukungnya.
Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah mengatakan, menggambarkan pertemuan kedua pemimpin parpol itu lebih tepat dengan ponytail. Ibarat seorang perempuan cantik yang tengah menunggang kuda dan menjadi perhatian banyak pria di sekelilingnya. Pertemuan Airlangga-Prabowo ini pun bermakna sama. Pasalnya pertemuan informal kedua pemimpin parpol itu terus menjadi perhatian dan perbincangan masyarakat, terutama di medsos.
Sementara diketahui, dalam coattail effect hasil yang didapat hanya oleh suatu pihak dengan cara melibatkan tokoh penting, langsung maupun tidak langsung dari pertemuan itu. Namun Ponytail effect dari pertemuan itu terasa lebih kuat dan menjadikan kedua tokoh yang bertemu sebagai bahan perbincangan di jagad politik Indonesia.
"Pertemuan ini menarik karena pertemuan dua tokoh yang mempunyai chemistry yang sudah terbangun sejak awal. Apalagi Prabowo sempat tumbuh dan besar di Golkar. Ini jadi silaturahmi politik plus-plus yang sangat menarik," kata Adi Prayitno, Senin (15/3). Dari orang-orang dekat di sekitar kedua pemimpin pertemuan itu membicarakan banyak hal. Utamanya membicarakan tentang perekonomian seperti pembangunan food estate yang ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo yang juga dikenal dengan sebutan 08.
Begitu pula dengan rencana Indonesia yang mengajukan diri sebagai calon tuan rumah Olimpiade 2032. Ketum PB IPSI, Prabowo dan Ketum PBWI Airlangga tengah menyamakan persepsi tentang olahraga bela diri yang bisa saja masuk jadi cabang yang dimainkan di Olimpiade.
"Namun yang paling menarik dari pertemuan ini dikaitkan dengan potensi dari Airlangga yang diproyeksikan oleh Golkar maju di Pilpres 2024. Ini adalah bagian dari silaturahmi dan strategi jalan panjang menuju 2024 bagi Airlangga," ungkap Adi Prayitno. Ada banyak kemungkinan politik yang terjadi.(jpg)
Sebaliknya, yang menjadi perbincangan penuh tanda tanya adalah kemungkinan kedua tokoh bersatu dalam Pilpres 2024. Ini mungkin salah satu ponytail utama dalam pertemuan itu. Selalu menarik untuk diperbincangkan apakah Golkar dan Gerindra bakal mengusung kekuatan bersama pada 2024 nanti.
"Selama ini Airlangga itu konotasinya lebih melekat sebagai Menko Perekonomian, tapi dengan silaturahmi ke berbagai ketum parpol, maka ini adalah jalan merajut komunikasi ke berbagai kalangan. "Kini Airlangga sudah lebih mempersonifikasi dirinya sebagai Ketua Partai Golkar selevel dengan Prabowo Ketua Partai Gerindra," ujarnya.(jpg)