Prabowo-Paloh Sepakati Amandemen UUD 1945 secara Menyeluruh

Politik | Senin, 14 Oktober 2019 - 11:11 WIB

Prabowo-Paloh Sepakati Amandemen UUD 1945 secara Menyeluruh
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh usai menggelar pertemuan di kediaman Paloh, Permata Hijau, Jakarta Selatan, Minggu (14/10). (HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin sepertinya bakal ditopang kaki politik yang sangat kukuh. Sebab, sinyal bergabungnya Partai Gerindra ke barisan koalisi pemerintah semakin kuat. Dengan demikian, tinggal PAN dan PKS yang telah menegaskan sikap sebagai partai oposisi.

Indikasi tersebut tampak setelah Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu Ketum Partai Nasdem Surya Paloh tadi malam.


Pertemuan yang diadakan di kediaman Paloh di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, itu menghasilkan tiga kesepakatan yang diberi judul Silaturahmi Kebangsaan. Yakni, memperbaiki citra partai politik, mencegah dan melawan radikalisme, serta mengusulkan amandemen UUD 1945 secara menyeluruh. Meskipun enggan memastikan soal kehadiran Gerindra di kabinet, isyarat koalisi itu semakin terang.

”Mana ada masalah sama saya?” ujar Paloh saat ditanya pendapatnya bila Gerindra masuk koalisi Jokowi-Ma’ruf. Menurut dia, ketika semua sudah sama-sama memikirkan kepentingan nasional, semua akan berjalan dengan baik.

Paloh menyatakan, tidak ada pembicaraan soal kabinet dalam pertemuan tersebut. Dia beralasan, kedua pimpinan parpol memilih untuk membahas tema yang lebih luas. Yakni, parpol, radikalisme, dan amandemen UUD 1945.

Secara normatif, kedua partai mencari kelebihan dan kekurangan masing-masing yang kemudian disatukan lewat gagasan-gagasan untuk pemerintahan ke depan. ”Dan tidak hanya terbatas apakah ada dalam pemerintahan atau tidak,” lanjut politikus 68 tahun itu.

Meski demikian, bukan berarti pihaknya akan menolak kehadiran Gerindra di koalisi Jokowi-Ma’ruf, termasuk di kabinet. Dia mempersilakan publik untuk menafsirkannya sendiri. ”Lihat saja suasana batin kita malam hari ini (kemarin, Red),” tutur Paloh.

Pertemuan tadi malam memang berlangsung hangat dan akrab. Maklum, dua politikus senior itu sama-sama alumnus Partai Golkar yang lantas membentuk partai masing-masing. Prabowo tiba di kediaman Paloh sekitar pukul 18.30 dengan mobil Alphard yang bernopol B 108 PSD. Dia hanya tersenyum dan melambaikan tangan kepada awak media saat tiba.

Ada tiga kesepakatan yang diambil. Pertama, kedua pimpinan parpol sepakat untuk memperbaiki citra parpol. Caranya, meletakkan kepentingan nasional di atas segala kepentingan lain. Juga, menjadikan persatuan nasional sebagai orientasi perjuangan.

Kemudian, keduanya sepakat untuk melakukan segala hal yang dianggap perlu guna mencegah dan melawan segala bentuk radikalisme. Yakni, paham apa pun yang dapat merongrong Pancasila dan konsensus dasar kebangsaan.

Terakhir, Paloh dan Prabowo sepakat bahwa amandemen UUD 1945 harus dilakukan secara menyeluruh. Terutama menyangkut kebutuhan tata kelola negara. Dikaitkan dengan tantangan saat ini dan proyeksi kehidupan bangsa di masa depan.

Apakah pertemuan itu memastikan bahwa Prabowo akan bergabung dengan koalisi pendukung pemerintah? Prabowo menjawab diplomatis. Menurut dia, Gerindra mengutamakan kepentingan nasional. ’’Apa saja yang bisa memperkuat, mendukung Indonesia yang kuat, kepentingan nasional yang baik untuk rakyat, kita akan dukung,’’ ucapnya.

Sekjen Partai Nasdem Johnny G. Plate menjelaskan, pada dasarnya penyusunan kabinet adalah urusan Presiden Joko Widodo. Menurut Plate, sejatinya koalisi sudah terjadi di parlemen. ’’Gerindra bersama kami sudah mengamandemen Undang-Undang MD3 (MPR, DPR, DPD, DPRD) bersama-sama kan,’’ ucap Plate.

Khusus poin ketiga, yakni amandemen UUD 1945, menurut Plate, diperlukan kajian mendalam. Sebab, amandemen harus bisa menangkap kebutuhan bangsa saat ini dan masa depan. Dengan begitu, amandemen tidak bersifat terbatas, tetapi komprehensif dan menyeluruh.

Kekhawatiran sejumlah pihak bahwa amandemen akan menyentuh sistem pemilu, menurut Plate, terlalu berlebihan. Dia menuturkan, kajian amandemen tidak hanya dilakukan MPR. Masyarakat dan kalangan akademisi akan dilibatkan. Sebab, yang akan diubah adalah konstitusi.

Sumber : Jawapos.com
Editor : E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook