Jangan Sampai Sistem Orde Baru Bangkit Lagi

Politik | Senin, 14 Oktober 2019 - 09:58 WIB

Jangan Sampai Sistem Orde Baru Bangkit Lagi
Jokowi dan Prabowo selfie usai melakukan pertemuan beberapa hari lalu.

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin mengungkapkan, bergabungnya Gerindra dan Demokrat dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin disinyalir dapat menghidupkan kembali sistem orde baru. Pasalnya itu akan menciptakan kekuasaan pemerintah yang terlalu dominan, tanpa diimbangi dengan kekuatan oposisi sebagai penyeimbang.

Menurutnya, sejatinya bangsa ini membutuhkan pemerintahan yang kuat. Namun seiring dengan itu, dibutuhkan juga oposisi yang kuat dan tanggung, agar tercipta keseimbangan,


“Jika Gerindra masuk dan Demokrat juga sudah menyatakan untuk mendukung, artinya pemerintah akan dominan dan menjadi kekuatan mayoritas, karena tidak ada kontrol. Ini berbahaya karena oposisi menjadi lemah. Mohon maaf, ini seperti yang terjadi pada orde baru,” ujar Ujang.

Menurutnya, ketika pemerintah menjadi kekuatan yang dominan, maka potensi untuk terjadinya penyalagunaan kekuatan akan sangat signifikan.

“Bisa jadi tidak ada lagi partai yang mengkritik, semua partai seperti paduan suara. Ini yang tidak kita inginkan,” kata Ujang.

Selain itu, bergabungnya mayoritas partai dalam koalisi belum tentu menjadikan roda pemeritahan menjadi kuat. Justru sebaliknya, akan saling sikut untuk 2024.

“Semua akan mengamankan diri masing-masing. Jokowi ingin mengamankan diri sampai akhir jabatan, parpol-parpol juga ingin aman di 2014. Jadi persoalannya rakyat dilupakan,” tandas Ujang.

Sementara, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera enggan berkomentar panjang mengenai kemungkinan Gerindra merapat ke kubu pemerintah. Menurutnya, setiap partai punya strategi dan pertimbangan masing-masing.

“Jadi Gerindra dan Demokrat punya hak untuk memutuskan bergabung dengan Pak Jokowi atau bertahan di garis oposisi. PKS sendiri mengikuti keputusan Majelis Syuro yang menetapkan kita di luar pemerintahan,” katanya.

Menurutnya, meski Gerindra nanti jadi bergabung di pemerintah, maka PKS akan tetap oposisi, atau berhadapan dengan seluruh pemerintah.

“Insya Allah PKS istiqomah oposisi. Bukan masalah jumlah tapi masalah kesebangunan dengan aspirasi rakyat. Kian sesuai dan memperjuangkan aspirasi rakyat kian kuat partai kami,” ujarnya.

Sumber : Jawapos.com
Editor : E Sulaiman
 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook