SEBAGAI OPOSISI

Tak Tergoda Dukung Jokowi, PKS: Komitmen 2019 Ganti Presiden

Politik | Sabtu, 14 Juli 2018 - 16:30 WIB

Tak Tergoda Dukung Jokowi, PKS: Komitmen 2019 Ganti Presiden
Ilustrasi. (JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Keinginan untuk berpindah dari oposisi menjadi pendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla hingga saat ini tak pernah terpikir oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Menurut Ketua Departemen Politik PKS Pipin Sofian, Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Al Jufri bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Bogor, Jawa Barat.

Baca Juga :MAKI Bakal Gugat ke PTUN, jika Firli Bahuri Tak Diberhentikan Tidak dengan Hormat dari KPK

Adapun di pertemuan dibicarakan soal pemilihan presiden (pilpres) 2019, bagaimana hubungan PKS dengan Partai Gerindra, serta peluang menjajaki koalisi ke depan.

“Tapi PKS walaupun ada godaan untuk pindah kami komitmen untuk ada di luar pemerintahan. Kami komitmen menyampaikan aspirasi masyarakat bahwa 2019 ganti presiden," ucapnya dalam diskusi "Jokowi Memilih Cawapres" di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/7/2018).

Diakuinya, terkait Jokowi dan Prabowo Subianto, berdasar hitungan yang lebih menguntungkan memang mendukung sosok yang populer dan elektabilitas unggul, yakni sang petanana. Akan tetapi, PKS ingin demokrasi yang sehat.

Ditegaskannya, konsistensi dalam politik itu sangat penting.

“Lihat bagaimana perjuangan PKS di pilgub DKI Jakarta, ada godaan tapi kami konsisten mendukung Anies-Sandi. Jadi, ada pengorbanan. Begitu juga di pilgub Jabar, sebagai partai yang mesib politiknya siap kami bisa menaikkan suara empat kali lipat," bebernya.

Karena itu, dia menyebut bahwa godaan yang ditawarkan petahana dengan berbagai macam tawaran itu bukan hal yang utama. PKS tetap pada pertimbangan bagaimana menyalurkan aspirasi masyarakat ke depan yang menginginkan presiden mumpuni dan bisa menepati janjinya.

“Kami lihat Pak Jokowi banyak janji, tapi banyak masyarakat yang mempertanyakan janjinya itu," ungkapnya.

Di samping itu, sambungnya, pihaknya juga mementingkan kepentingan masyarakat dan umat. Menurutnya, sudah tidak ada lagi yang kritis, termasuk partai politik, mengkritik persoalan kenaikan harga barang dan lainnya. Kondisi seperti itu tentu berbahaya.

“Jadi, kami butuh penantang Pak Jokowi agar demokrasi sehat," tuntasnya. (boy)

Sumber: JPNN

Editor: Boy Riza Utama









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook