JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Ketua MPR Bambang Soesatyo meyakini pemerintahan Presiden Jokowi mampu mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi Indonesia saat ini. Salah satunya adalah wabah penyebaran virus Covid-19.
Belum lagi persoalan perang dagang AS-Cina, hingga yang terbaru krisis harga minyak. Tentunya berbagai musibah tersebut, jika dikelola dengan baik, justru bisa mendatangkan peluang bagi Indonesia.
"Sudah waktunya kita memperkuat produktivitas dalam negeri. Sehingga ketergantungan terhadap impor tak terlalu kuat," ujar politisi yang akrab disapa Bamsoet ini saat menghadiri rilis survei nasional "Isu Politik dan Pemerintahan Terkini dalam Persepsi Publik" yang dilakukan Cyrus Network, di Jakarta, Jumat (13/3).
Tak seperti sekarang ini, lanjut Bamsoet, ibu-ibu banyak mengeluhkan kenaikan harga bawang putih akibat turunnya impor dari Cina karena Covid-19. Begitu pun dengan berbagai pelaku industri pariwisata agar tak menomorduakan turis domestik.
Dalam survei tersebut, Cyrus Network juga menampilkan tingkat elektabilitas Capres di Pemilu 2024. Dengan simulasi 7 nama ditempati oleh Prabowo Subianto 23,8 persen, Sandiaga Uno 18,8 persen, Ganjar Pranowo 13,2 persen, Anies Baswedan 13 persen, Ridwan Kamil 8,2 persen, Khofifah Indar Parawansa 5,8 persen, dan Tito Karnavian 3 persen.
Sedangkan simulasi dengan 6 nama jika tidak mengikutsertakan Prabowo, didapat hasil Sandiaga Uno 27,3 persen, Anies Baswedan 20 persen, Ganjar Pranowo 14,9 persen, Ridwan Kamil 10,2 persen, Khofifah Indar Parawansa 6,6 persen, dan Tito Karnavian 3,5 persen.
Bamsoet tidak terkejut dengan hasil survei Cyrus maupun lembaga survei lainnya yang menempatkan Prabowo Subianto di peringkat pertama calon presiden terkuat untuk Pemilu 2024.
Semula banyak yang menduga bahwa masuknya Prabowo Subianto dalam koalisi pemerintahan Presiden Jokowi Widodo akan membuat pemilih mereka tergerus. Namun, hasil survei menunjukkan sebaliknya, Prabowo Subianto masih kuat di mata para pemilih.
Menurut Bamsoet, bertahannya Prabowo di berbagai survei di nomor satu dalam berbagai situasi ini menunjukkan prabowo punya pemilih loyal yang memang besar, dan anggapan Prabowo sudah tidak pantas maju kembali, itu salah. Prabowo masih kuat.
"Tapi yang paling luar biasa menurut saya bukan Prabowo, tapi orang yang berani mengambil risiko menarik Pak Prabowo menjadi anggota kabinet, yaitu Pak Jokowi. Karena terbukti surveinya malah naik, bahkan di beberapa survei dia dianggap sebagai menteri terbaik," ujar Bamsoet.
Mantan Ketua DPR 2014-2019 ini juga menilai Prabowo punya pemilih yang loyal dan masih pantas maju kembali di Pemilu 2024. "Yang perlu diacungi jempol dan diapresiasi justru langkah Presiden Joko Widodo yang merangkul Pak Prabowo Subianto, yang juga terbukti membuat politik lebih stabil," kata Bamsoet.
Bamsoet mengaku senang, karena survei ini juga membuktikan bahwa tren kepuasan publik yang masih tinggi dan slide optimisme terhadap perekonomian kedepan yang juga tinggi.
"Artinya, dalam situasi sulit seperti sekarang ini, adanya wabah corona, trade war dan pelemahan rupiah, Jokowi dianggap masih pegang kendali dan bisa bawa negara ini melewati masa-masa sulit," ujar Bamsoet.
Lebih lanjut, dia menilai, yang menarik dalam survei tersebut justru keberadaan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang berlatar belakang Jenderal polisi berhasil mengambil hati masyarakat.
"Kehadiran Pak Tito sekaligus menunjukan bahwa reformasi di tubuh kepolisian telah berjalan baik. Tak heran jika dalam survei Cyrus Network tersebut juga terlihat bahwa kesolidan TNI-Polri semakin baik. Hal ini tentu tak terlepas dari peran Pak Tito saat menjabat Kapolri. Rakyat rupanya melihat hal tersebut," pungkas Bamsoet.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi