JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kemungkinan terjadi duet Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 sangat kecil. Hal itu dikatakan pengamat Komunikasi Politik Universitas Indonusa Esa Unggul Jakarta, Jamiluddin Ritonga.
Pernyataan itu disampaikan Jamiluddin merespons pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurdin Halid yang membuka peluang menduetkan Airlangga dengan Ganjar di Pilpres 2024.
Menurut Jamiluddin, duet yang lebih mungkin terealisasi di Pilpres 2024 adalah Airlangga dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan atau Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil).
"Nah di sini masalah, apakah memang Airlangga akan dipasangkan dengan Ganjar seperti disampaikan Nurdin Halid? Kemungkinan kecil, tapi kemungkinan besar Airlangga dipasangkan dengan Anies atau Emil," ujar Jamiluddin di Jakarta, Jumat (12/11/2021).
Ia menyatakan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar 2019 telah memutuskan mengusung Airlangga sebagai Capres 2024.
Menurutnya, hal tersebut akan membuat Airlangga sulit berpasangan dengan calon dari PDIP mengingat perolehan suara PDIP di Pemilu 2019 lalu lebih tinggi dibandingkan Golkar.
"Logikanya, partai lebih tinggi, lebih berhak usung capres dan partai lebih rendah harus tahu diri pada cawapres. Kalau logika itu yang digunakan, Golkar kalau duet sama PDIP, maka Golkar hanya cawapres," katanya.
"Itu tidak diinginkan Golkar karena Munas mereka sudah tetapkan usung Airlangga," sambung Jamiluddin.
Jamiluddin memprediksi, PDIP justru akan membangun poros dengan Gerindra. Menurutnya, poros ini akan mengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
Ia meyakini, poros PDIP-Gerindra akan terwujud di Pilpres 2024 mendatang. Menurutnya, pembentukan poros itu merupakan kesepakatan yang dibangun di balik langkah Prabowo menerima pinangan menjadi Menteri Pertahanan di kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin saat ini.
"Kalau saya lihat memang dari jauh hari sejak Prabowo masuk kabinet, memang sudah ada info bahwa Prabowo dan Mega ada deal, yaitu PDIP akan usung Prabowo kalau Prabowo mau masuk kabinet Jokowi," tutur Jamiluddin.
Poros selanjutnya, tambah Jamiluddin, adalah partai menengah, seperti PKS bersama Demokrat dan kemungkinannya juga akan ada PAN atau PPP.
Ia berpendapat, tokoh yang kemungkinan diusung dari poros ini ialah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Anies, atau Emil.
Sebelumnya, Nurdin membuka peluang menduetkan Airlangga dengan Ganjar di Pilpres 2024. Hal tersebut diungkapkan Nurdin kepada Ketua Umum Ganjarist, Mazdjo Pray, dalam sebuah diskusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (11/11/2021).
Nurdin mengatakan, kelompok pendukung Ganjar sebagai Capres 2024 tak perlu khawatir jika nanti tidak diusung PDIP. Menurutnya, Golkar akan terbuka memberikan tempat untuk Ganjar. Nurdin mengatakan Ganjar pun berpeluang menjadi capres ataupun cawapres ketika diduetkan dengan Airlangga di Pilpres 2024.
"Apakah nomor satu atau nomor dua, itu soal nanti. kan Pak Airlangga tidak mungkin maju sendiri, pasti ada wakil," tutur Nurdin.
Sementara itu, politikus PDIP Hendrawan Supratikno, menyatakan, pernyataan Nurdin itu hanya bersifat cek ombak dan membuat pasar politik semakin seru saja, karena tidak disampaikan oleh sosok yang menjabat sebagai ketua umum partai politik.
"Kalau yang bicara ketua umum, itu karena ketua umum simbol dari partai, maka pernyataan itu kredibel. Tapi kalau yang bukan ketua umum, ranting-ranting, maka itu hanya berisik saja, hanya test the water, hanya cek ombak saja, hanya membuat pasar politik jadi semakin seru," ucap Hendrawan kepada wartawan, Jumat (12/11).
Sumber: JPNN/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun