JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Dorongan agar Gubernur Nusa Tenggara Barat (TGB) Muhammad Zainul
Majdi atau Tuan Guru Bajang mundur dari Partai Demokrat kian menguat.
Hal itu terjadi usai TGB mendeklarasikan dukungannya kepada calon presiden (capres) petahana Joko Widodo
(Jokowi). Penyebabnya adalah sikap sang gubernur itu dianggap melangkahi keputusan Demokrat.
TGB sendiri menyebut bahwa dirinya akan tetap teguh pendirian mendukung Jokowi. Jika memang ada sanksi atau paksaan untuk dari partai yang membesarkan namanya, dirinya siap menghadapi hal itu.
Baca Juga :MAKI Bakal Gugat ke PTUN, jika Firli Bahuri Tak Diberhentikan Tidak dengan Hormat dari KPK
"Saya tetap pada posisi saya. Keputusan saya untuk mendukung Bapak Jokowi. Kalau ada risiko atas pilihan itu, ya, saya akan hadapi," katanya di Kantor ICMI Jalan Proklamasi Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/7/2018).
Akan tetapi, informasi yang dia dengar dari Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat, Amir Syamsuddin, dirinya masih dinyatakan sebagai kader partai berlambang bintang mercy.
Dia menerima informasi itu setelah Amir menghadiri rapat tinggi majelis partai Demokrat, Senin (9/7/2018). Bahkan, imbuhnya, tidak ada sanksi yang direncanakan akan dijatuhkan partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu kepadanya.
"Disampaikan oleh Pak Amir Syamsuddin kepada saya bahwa bapak tetap dan tidak ada sanksi apa pun. Itu yang disampaikan kepada saya," jelasnya.
Diakuinya, dirinya pun tidak akan ambil pusing jika ada petinggi Partai Demokrat yang mengeluarkan pernyataan berbeda dari Amir.
"Kalau ada pernyataan dari pimpinan partai lain yang bertentangan dengan apa yang disampaikan Pak Amir Syamsuddin kepada saya, ya, jangan ditanyakan kepada saya. Tanyakan kepada yang mengeluarkan statement," tuntasnya. (ce1/sat)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama