JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Nama mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) semakin santer disebut sebagai kandidat pendamping Ganjar Pranowo. RK bahkan sudah menemui Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan, pertemuan itu membahas pembangunan beberapa monumen yang berkaitan dengan Bung Karno. Misalnya, momen ketika Bung Karno membentuk PNI di Kota Bandung. ”Kemudian, monumen ketika Bung Karno ditahan di penjara di Banceuy,” kata Hasto seusai acara senam Sicita di kawasan Senen, Jakarta Pusat, kemarin (9/9).
Hasto menambahkan, RK juga membuat sejumlah monumen bersejarah di Sukamiskin dengan sangat baik. Begitu juga area pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika. Menurut mantan anggota DPR tersebut, RK juga menjadi bagian dari arsitek yang bersama-sama menginisiasi pembangunan monumen Bung Karno di Aljazair bersama dengan Dolorosa Sinaga.
PDIP memberikan apresiasi atas program yang membangun kesadaran terhadap jasmerah (jangan sekali-kali melupakan sejarah). ”Atas perjuangan Bung Karno sebagai proklamator dan bapak bangsa Indonesia,” ujarnya.
Hasto menyatakan, RK masuk lima nama yang berpeluang menjadi cawapres Ganjar. Selain RK, ada pula Sandiaga Uno, Mahfud MD, Erick Thohir, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Namun, politikus asal Jogjakarta itu menuturkan, pihaknya masih terus mengkaji nama RK dan beberapa nama lainnya. ”PDI Perjuangan proaktif melakukan kajian secara mendalam terhadap nama-nama tersebut,” kata Hasto.
Kendati demikian, kata Hasto, penentuan cawapres menjadi kewenangan para ketua umum partai politik pendukung Ganjar. Yaitu, PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo. Mereka akan mengadakan pertemuan khusus untuk memutuskan nama cawapres. Selain itu, lanjut Hasto, Megawati akan berdiskusi dengan Presiden Jokowi untuk membahas sosok yang cocok mendampingi Ganjar.
Terkait rencana pertemuan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Megawati, Hasto mengakui bahwa komunikasi dengan Partai Demokrat memang semakin intens. Namun, Hasto belum bisa memberikan jawaban pasti terkait dengan detail rencana pertemuan SBY-Mega. ”Komunikasi politik dijalankan sejak rapat kerja nasional yang ketiga,” ujar Hasto.
Ketua DPP PDIP Puan Maharani juga sudah menemui Ketua Umum Partai Demokrat AHY. Hasto juga sudah menemui Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky. Komunikasi politik yang intens akan terus dilakukan, termasuk melalui jajaran elite PDIP lainnya.
Hasto mendengar beberapa partai politik pengusung Ganjar juga akan mengadakan pertemuan dengan Partai Demokrat. Itulah bentuk komunikasi politik yang membangun kesepahaman. ”Tetapi, kami tegaskan, kalau bekerja sama dengan partai politik pengusung Pak Ganjar, harus mengedepankan kepentingan bangsa dan negara sehingga kerja sama itu akan kokoh,” tegasnya.
Terpisah, Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyatakan, rencana pertemuan SBY-Mega masih dalam tahap proses. Dia berharap pertemuan itu tidak dilakukan secara terburu-buru. Jadi, kata dia, tidak perlu didesak-desak. Biarlah prosesnya berjalan dengan baik. ”Keduanya tokoh bangsa. Belum bertemu saja sudah banyak memberikan kebijaksanaan,” kata Herzaky di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, kemarin.
Dia menegaskan, SBY dan Megawati merupakan tokoh bangsa yang memiliki peran sangat penting. Jika keduanya bertemu, akan ada sinyal-sinyal lain. Herzaky menambahkan, rencana pertemuan itu akan diputuskan Majelis Tinggi Partai Demokrat. ”Kami menunggu keputusan dari majelis tinggi. Kami tidak mematok batas waktu. Tapi, kalau bisa, jangan terlalu lama,” tuturnya.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengungkapkan, peluang Yenny Wahid untuk menjadi cawapres di dua kubu masih cukup terbuka. Baik di Prabowo maupun Ganjar. ”Memang posisi Yenny Wahid ini bagus,” katanya.
Yenny dianggap sebagai representasi tokoh perempuan dengan trah NU yang jelas. Sekaligus memiliki massa Gusdurian di Jawa Timur (Jatim). ”Jadi, kalau ingin merebut suara di Jatim itu bisa,” terangnya.
Memang Yenny sudah bertemu dengan Prabowo. Pertemuan itu menunjukkan kedekatan keduanya. Baik sebagai teman, sahabat, maupun tetangga di Menteng, Jakarta. ”Itu dapat dilihat dalam pertemuan Prabowo yang mengharapkan dukungan Yenny,” ujarnya.
Dia menyebutkan, peluang Yenny menjadi cawapres Prabowo terbilang 50:50. Begitu pula dengan Ganjar. Sebab, Yenny juga menyatakan kesediaannya bila ditunjuk menjadi cawapres Ganjar. ”Peluang untuk ke keduanya ada. Nanti tinggal dilihat mau pilih yang mana. Atau, justru menjadi ketua pemenangan,” jelasnya.(lum/idr/c14/oni/jpg)