JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merespons adanya pihak-pihak yang mengaku Pancasilais, dan UUD 1945 dan NKRI adalah harga mati.
SBY menilai, pihaknya mendukung penuh tekad dan kesadaran tersebut. Meski begitu, dia merasa pernyataan seperti itu belum cukup.
"Di samping memang harga mati, tapi haruslah dipastikan bahwa yang hendak kita hadirkan adalah NKRI yang aman dan damai, NKRI yang menjamin tegaknya keadilan bagi semua, NKRI yang memakmurkan rakyatnya tanpa kecuali, serta NKRI yang menjamin kebebasan dan nilai-nilai demokrasi," katanya dalam pidato HUT Partai Demokrat ke-16 di kediamannya, Cikeas, Jawa Barat, Senin (9/9/2017).
Dalam pandangan SBY, bangsa Indonesia patut untuk melakukan refleksi kesejarahannya. Adapun pada 2018, atau tepatnya bulan Mei nanti adalah genap 20 tahun reformasi di Indonesia.
Karena itu, sebagai salah seorang pelaku sejarah, dirinya mengajak saudara semua untuk sama-sama mengingat kembali mengapa negara yang dicintai ini dulu mengalami krisis besar, yang hampir saja menjadikan Indonesia sebagai negara gagal atau filed state.
Di samping itu, lanjutnya, Indonesia harus bisa menghadirkan kedua-duanya seperti ekonomi makin kuat, merata dan tidak merusak lingkungan hidup, tetapi tetap menjamin tegaknya nilai-nilai demokrasi.
Oleh sebab itu, pertumbuhan ekonomi haruslah disertai dan bersamaan dengan peningkatan taraf hidup rakyat.
"Rakyat tidak boleh dibiarkan menunggu dan hanya diberikan janji jika kelak ekonomi tumbuh tinggi, dijamin hidupnya akan menjadi baik," tuntasnya. (cr2)
Sumber: JPNN
Editor: Boy Riza Utama