JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Indonesia merupakan bangsa terhebat dalam mencapai kemerdekaan. Keyakinan itu datang dari mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD.
Pasalnya, kemerdekaan Indonesia bukan pemberian bangsa lain, melainkan karena keberhasilannya dalam mengusir penjajah.
“Kami tidak mau dikasih penjajah dan proklamasi kemeedekaan bukan deklarasi. Nah ini membanggakan. Kalau kami hancurkan kebesaran ini, kami rugi sendiri,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (9/6/2018).
Oleh sebab itu, dia mendorong pemerintahan Presiden Joko Widodo tetap berorientasi membangun keadilan sosial, memajukan kesejahteraan umum dan menegakkan hukum dan keadilan.
Dia menilai, tindakan pembangkangan seperti gerakan radikal tak terlepas dari persoalan keadilan dan kesejahteraan. Di samping itu, ideologi-ideologi yang mengancam Indonesia juga harus dilawan dengan argumen.
Menurut anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) tersebut, Indonesia harus bisa bertahan dalam realitas pluralisme. Mengutip pendapat KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, dia menyebut Indonesia sebagai rumah besar. Pluralisme berarti juga saling menerima.
Misalnya, sambung guru besar ilmu hukum tata negara itu, para pendiri bangsa atau founding fathers Indonesia bisa sangat dekat. Dia menyebut, KH Wahid Hasyim dari Nahdatul Ulama (NU) dikenal sangat dekat dengan Tan Malaka yang komunis.
Sementara, pendiri Masyumi Mohammad Natsir bersahabat dengan IJ Kasimo yang dikenal sebagai tokoh Partai Katolik.
“Pandangan bangsa ini hanya ada satu kacamata bersama namanya NKRI yang punya Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika,” tuntasnya.(*)
Sumber: JPNN
Editor: Boy Riza Utama