JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon kembali bersuara di media sosial Twitter soal Partai Komunis Indonesia (PKI). Kali ini anggota DPR asal daerah pemilihan Jawa Barat itu mengklaim PKI selalu ingin menghapus jejak sejarah.
"Dari dulu PKI selalu ingin menghapus jejak sejarah, playing victim, n berusaha menempatkan diri sbg korban," kicau @fadlizon, Kamis (4/6).
Anggota Komisi I DPR ini lebih lanjut juga menyatakan, para pengikut PKI berkali-kali mau memberontak dan melakukan kudeta. Namun selalu gagal.
Fadli kemudian mengajak warganet menanti "serangan" para pendengung bayaran (buzzerp) yang tidak suka dengan kicauannya tersebut.
"Pdhl berkali2 mau berondak n kudeta. Gagal terus. Nah yuk kita lihat komen2 buzzerp yg pro PKI habis sy twit ini," twit @fadlizon.
Fadli menyertakan kicauan akun @Namaku_Anisa dalam unggahannya. "Fakta Sejarah PKI Diubah Lewat Wikipedia, Warganet": Waspada Pemutarbalikan Sejarah. #BoikotWikipedia.
Untuk diketahui tagar #BoikotWikipedia sempat tren di Twitter, Rabu (3/6) malam kemarin. Tagar tersebut dipicu adanya keterangan dari Wikipedia soal pembantaian 1965-1966.
Disebut peristiwa itu merupakan pembantaian terhadap orang-orang yang komunis di Indonesia. Sebagian warganet menuding penjelasan itu memburamkan fakta sejarah soal PKI. Sementara warganet lain yang ikut menyertakan tagar #BoikotWikipedia dalam kicauannya menyebut siapa saja bisa mengedit informasi yang dimuat di wikipedia.
Fadli diketahui juga berkicau soal PKI pada Sabtu (23/5) lalu. Ia menyebut bahwa PKI dari dulu merupakan anti Pancasila dan menolak kenyataan Proklamasi 17 Agustus 1945. PKI menurutnya, menganggap proklamasi merupakan revolusi yang gagal.
Sumber: JPNN.Com
Editor: Rinaldi