MANUVER DEMOKRAT

PDIP Mempertimbangkan, Golkar Terserah Jokowi

Politik | Sabtu, 04 Mei 2019 - 11:54 WIB

PDIP Mempertimbangkan, Golkar Terserah Jokowi
TEMUI PRESIDEN: Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (2/5/2019). (SESKAB FOR JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Komandan Komando Tugas Bersama Partai Demokrat (Kogasma PD) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memang membuka kans masuknya Demokrat ke koalisi pemerintah. Namun demikian, partai pendukung pemerintah yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja menyebut masih membutuhkan komunikasi lebih lanjut.

Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo atau Jokowi-Ma’ruf Amin, Puan Maharani mengatakan, pertemuan antara Jokowi dengan AHY merupakan hal yang positif. Sebab, meski selama ini berbeda haluan, silaturahmi harus tetap dilakukan. “Kalau saya Alhamdulillah,” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, kemarin (3/5).

Baca Juga :MAKI Bakal Gugat ke PTUN, jika Firli Bahuri Tak Diberhentikan Tidak dengan Hormat dari KPK

Namun untuk kans Demokrat bergabung ke koalisi pemerintah, sosok yang juga menjabat Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) itu belum bisa memastikan. Puan beralasan, kewenangan untuk memberi persetujuan tidak hanya di tangan PDIP. Melainkan semua partai anggota koalisi.

Seperti diketahui, koalisi partai pendukung Jokowi sangat banyak. Di luar PDIP sebagai penyokong utama, ada Golkar, PKB, PPP, Nasdem, Hanura dan PBB. Selain itu, ada juga dua partai baru PSI dan Perindo.

Lantas, bagaimana sikap dari PDIP sendiri? Puan menegaskan partainya belum memutuskan. Menurutnya, jajarannya di internal masih perlu berpikir sekaligus mendiskusikan lebih jauh. “Ya kan ada hal tertentu yang harus kita pertimbangkan bagaimana nantinya,” ujarnya. Soal apa saja yang perlu dipertimbangkan, anak dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu enggan membeberkan. “Ya banyak lah, banyak hal, tuturnya.

Yang pasti, lanjut dia, komunikasi dan silaturahmi dengan rival di pilpres lalu perlu terus dilakukan. Bahkan, komunikasi dengan calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto juga dinilai perlu. Saat ini, dia tak menampik jika upaya komunikasi sedang diupayakan. “Mungkin kita tunggu sampai tanggal 22. Tapi kalau bisa lebih cepat dari itu ya akan baik menurut saya. Apalagi ini jelang  Ramadan,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar yang juga anggota Dewan Penasehat TKN, Airlangga Hartarto menyambut baik pertemuan AHY dengan Jokowi. Menurutnya, silaturahmi tersebut membuat iklim politik menjadi lebih sejuk. Soal kans merapatnya Demokrat ke pemerintah, Airlangga belum bisa berspekulasi lebih jauh. Dia berdalih masih perlu menunggu hasil resmi pemilu. “Masih menunggu hasil resmi tanggal 22 nanti, jadi kita tunggu hasil saja,” ujarnya.

Namun secara prinsip, politisi yang juga menjabat Menteri Perindustrian itu menyebut hal itu tergantung pada keputusan Presiden Jokowi. “Masih menunggu itu, kita tunggu saja. Karena itu preogratif pak presiden,” tuturnya.

Sekretaris Kabinet yang juga politisi PDIP Pramono Anung mengakui jika situasi politik pascacoblosan masih sangat dinamis. Pram menyebut, sangat mungkin Presiden Jokowi akan melakukan komunikasi politik dengan pihak lainnya. “Mungkin tidak hanya berhenti pada AHY,” kata dia.

Seperti diketahui, manuver koalisi partai terjadi usai pencoblosan dilakukan. Usai Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, giliran AHY yang menyambangi istana. Meski tidak menegaskan sikapnya, AHY memberi sinyal dengan siap menerima apapun hasil yang diumumkan KPU. Sikap yang bertolak belakang dengan apa yang banyak disampaikan Gerindra.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon tidak banyak berkomentar mengenai pertemuan antara Jokowi dan AHY. Pada prinsipnya, pihaknya sama sekali tidak mempersoalkan pertemuan tersebut. ’’Itu biasa-biasa saja ya, saya kira,’’ ujar Fadli saat ditemui di KPU kemarin.

Menurut Fadli, pembicaraan itu tidak bisa langsung diartikan bahwa Demokrat akan merapat ke kubu petahana dan meninggalkan kubu oposisi. Sehingga, pembicaraan itu tidak menjadi masalah bagi partai Gerindra. ’’Ya, namanya komunikasi,’’ lanjut pria yang juga wakil ketua DPR itu.

Sementara itu, isu mulai adanya keretakan di Koalisi Adil dan Makmur Prabowo-Sandiaga ditepis oleh Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Dahnil Anzar Simanjuntak. Meskipun, Kata Dahnil, pihak Tim Kampanye Nasional (TKN) terlihat berupaya memecah koalisi di pihaknya. “Tidak ada keretakan sama sekali, meski TKN dan Pak Jokowi berusaha dengan sangat sungguh-sungguh untuk memecah belah,” ucapnya ketika dihubungi Kamis (2/5) malam.

Dahnil mengaku percaya sepenuhnya kepada Partai Demokrat. Dia percaya, kedatangan AHY ke Istana Kamis lalu hanya untuk memenuhi undangan Jokowi sebagai Presiden. Tidak ada satu pun niat dari AHY untuk menyeberang ke kubu sebelah. “Kami percaya penuh dengan Demokrat. Mas AHY diundang Pak Jokowi, kalau diundang hukumnya fardu’ ain agar datang dan memenuhi undangan,” tuturnya.(far/byu/bin/das)

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook