JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masih punya peluang besar untuk mengejar ketertinggalan elektabilitas dari Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan sejumlah tokoh lainnya jelang Pilpres 2024. Kejelasan posisi politik AHY menjadi syaratnya.
“AHY positioning-nya harus jelas, sehingga masyarakat bisa membaca warna distingsi-nya,” ujar Dosen Politik UIN Jakarta Bakir Ihsan.
Menurut Bakir, di tengah suasana politik yang menempatkan negara sebagai pusat pengendali, AHY disebutnya bisa tampil sebagai oposisi atau sekalian menjadi pendukung pemerintah.
Bakir mengatakan lebih baik AHY mengambil jalan oposisi dengan menyuarakan suara rakyat yang menginginkan pemerintah berbuat jelas dan tegas. “Memang AHY mungkin akan diserang oleh pendukung pemerintah, namun bila hal tersebut ditekuni dan konsisten dilakukan pada akhirnya akan terbaca kesungguhan perjuangan politik AHY ,” ujarnya.
Sementara itu, analis politik asal Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, sejauh ini popularitas dan elektabilitas AHY sebagai ‘pemimpin’ muda memang sudah cukup. Hanya saja, Partai Demokrat yang sekarang dipimpin AHY harus lebih gesit melakukan sosialisasi dengan dua cara yakni menyerang via darat dan udara.
Serangan darat bisa melakukan door to door. Kemudian membuat program-program yang dapat dirasakaan oleh rakyat.
“Karena rakyat itu perlu merasakan secara langsung apa yang telah diberikan oleh AHY/Demokrat. Via udaranya, membangun persepsi positif melalui media,” papar Ujang.
Diketahui, survei SMRC yang dirilis Selasa (29/12) lalu menunjukkan bahwa nama yang menempati elektabilitas paling tinggi bila pilpres dilakukan sekarang adalah Ganjar Pranowo dengan suara dukungan 15,7 persen. Kemudian Prabowo di posisi kedua dengan 14,9 persen, diikuti oleh Anies Baswedan 11 persen, Sandiaga Uno 7,9 persen, Ridwan Kamil 7,1 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 3,1 persen, dan Tri Rismaharini 3,1 persen.(jpg)