Membentuk Jiwa yang Tenang

Petuah Ramadan | Senin, 18 April 2022 - 11:03 WIB

Membentuk Jiwa yang Tenang
Tengku Dahril Mantan Ketua ICMI Riau (ISTIMEWA)

Puasa yang kita lakukan saat ini pada hakikatnya bukanlah hanya sekadar menahan dahaga atau haus dan lapar, melainkan juga harus menahan hawa nafsu dari perbuatan angkara murka yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan umat manusia sejagat. Hal inilah seharusnya yang menjadi dampak atau hasil dari puasa yang dilakukan sebulan penuh selama bulan Ramadan ini.  

Semakin banyak orang Islam yang yakin dan percaya dengan efek positif yang ditimbulkan oleh puasa Ramadan ini, akan semakin aman dunia ini. Keberadaan agama Islam dan umat Islam benar-benar  akan menjadi rahmat bagi sekalian alam.


Untuk itulah kita memang sangat dianjurkan untuk berdakwah agar risalah keislaman yang disampaikan oleh Baginda Rasul lebih dari 14 abad yang silam, dapat sampai dan menembus ke dalam hati sanubari umat manusia sejagat. Terutama umat Islam Indonesia yang beriman agar kita bisa mencapai ketakwaan sejati yang balasannya tidak lain adalah surga yang yang dijanjikan, penuh dengan kenikmatan tiada tara, kekal, dan abadi selamanya.

Kita semua tahu bahwa batas akhir dari sebuah kehidupan adalah kematian. Setakat ini kita masih mendengar setiap hari ada saja orang yang mati, tidak terkecuali berapa pun umurnya. Tua ataupun muda, besar atau kecil, semuanya, jika telah sampai ajal pasti akan mati.

Hanya saja kita memang tidak pernah tahu bagaimana cara kematian dan bagaimana cara malaikat mencabut nyawa setiap insan yang sudah menemui kematiannya. Dalam Alquran sudah dijelaskan bahwa akan ada malaikat yang mencabut nyawa dengan keras,  dan ada pula yang mencabut nyawa dengan lemah lembut.

Seperti firman Allah SWT dalam surat An-Naziat ayat 1 dan 2 yang artinya: Demi malaikat yang mencabut (nyawa) dengan keras. Demi malaikat yang mencabut (nyawa) dengan lemah lembut.

Bagi manusia yang beriman dan bertawa kepada Allah SWT dengan jiwa yang tenang dan nafsu yang senantiasa terkendalikan, Allah telah menjanjikan surga dengan hidup yang kekal abadi selamanya seperti firman-Nya dalam surat Al Fajr ayat 27 sampai 30 yang berarti: "Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-ku".

Alhamdulillah pada tahun ini kita masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk menemui bulan suci Ramadan, bulan yang penuh rahmat, ampunan dan pembebasan dari azaban api neraka.  Alangkah beruntungnya kita karena masih diberi kesempatan untuk berpuasa pada siang hari, membaca Alquran dan mengisi malam-malam hari Ramadan dengan Salat Tarawih, Witir dan Salat Tahajud di sepertiga malam yang akhir.

Kita masih diberi kesempatan untuk berdoa di penghujung malam dengan memohon ampun dan melontarkan segala keinginan dan harapan kita ke hadirat Allah yang senantiasa mendengar keluh kesah, kegelisahan dan rintihan para hamba-Nya yang suka berdoa dan mengharapkan keridaan-Nya.

Kalau diibaratkan sebagai seorang pendaki gunung, kita sekarang sudah berada di pertengahan jalan. Semakin dekat ke puncak, kita semakin terasa adanya embusan angin segar yang menyelinap ke dalam hati sanubari kita. Walaupun badan kita sudah mulai terasa meletih, karena kita sudah semakin lama dan semakin jauh berjalan dalam pendakian dengan krikil dan batu jalan yang sekain terjal, namun karena cakrawala pemandangan semakin luas kelihatan, mendorong hati dan semangat kita terus berpacu untuk mencapai puncak kemenangan yang sudah mulai kelihatan di depan mata.

Wahai Saudaraku, mari kita lanjutkan perjalanan ini dan perjuangan dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga kita benar-benar termasuk ke dalam golongan para hamba-Nya yang bertakwa. Amin ya Rabbal Alamin. Selamat puasa Ramadan !***

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook