Dengan demikian, betapa hebatnya dosa merusak hati, iman dan pikiran manusia sehingga sangat perlu untuk dihapuskan dari diri manusia. Betapa perlunya dosa dihapuskan dalam kehidupan pribadi manusia, tergambar dari sikap Rasulullah yang selalu mengucapkan istigfar.
Sebaliknya pahala adalah balasan dari kebaikan yang dilakukan manusia. Dia dapat membersihkan hati manusia, menguatkan keimanan sehingga ingin berbuat lebih banyak lagi kebajikan dalam hidup ini. Pahala juga dapat menenangkan hati sehingga merasakan suatu kenyamanan dan kebahagiaan dalam hati. Itulah sebabnya dalam Alquran Allah menyuruh orang yang beriman agar banyak-banyak berbuat kebaikan dan berzikir sebab di dalam kebajikan dan berzikir itulah ditemukan ketenangan hati (QS13:28).
Kaitannya dengan puasa, mengapa Rasulullah SAW beserta para sahabat sangat bergembira dengan kedatangan bulan Ramadan? Bahkan Nabi menyerukan kepada para sahabatnya “Telah datang kepada kamu bulan yang penuh berkah, di dalamnnya dibuka pintu surga ditutup pintu neraka dan dibelenggu para setan di dalamnnya juga terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu Lailatul Qadar’’.
Karena ternyata di dalam puasa Ramadan disiapkan banyak sarana/jalan bagi orang yang beriman untuk menghapuskan dosa yang menghancurkan kehidupan mereka dan sekaligus banyak sarana/jalan bagi mendapatkan pahala yang akan membahagiakan kehidupan mereka. Berarti puasa itu disediakan bagi orang beriman untuk menghapuskan dosa agar kehidupan mereka tidak hancur dan mendulang pahala agar kehidupan mereka menjadi bahagia. Jika seperti ini cara pandangnya maka sepatutnyalah orang beriman merasa bahagia dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadan.