OLEH: SAMSUL NIZAR

Rentang Ideal versus Realitas

Petuah Ramadan | Rabu, 23 Mei 2018 - 11:33 WIB

Rentang Ideal versus Realitas

Bila demikian, meski puasa dilakukan dan Ramadan silih berganti menemuinya, namun perilaku selama Ramadan (apatahlagi) di luar Ramadan tak memiliki relevansi dengan Ramadan. Perilaku menyuburkan kebohongan semakin meraja, menyebarkan fitnah dan iri dengki, membangun istana kesombongan dalam diri dengan penggawa keangkuhan yang digdaya, senang memakai topeng kesalehan yang anggun dengan asesoris bagaikan “pertapa yang suci” guna menutupi sejuta kesalahan yang akut tersusun rapi.

Senang melihat kesalahan orang namun tak pernah berkaca pada kesalahan sendiri. Menutupi kebaikan oleh selimut duniawi, menghalalkan segala cara untuk membangun derajat dunia melambung tinggi. Pengagum motto setinggi langit namun sebatas mimpi, dan sebagainya. Kesemua ini terjadi tatkala hati yang diciptakan untuk menangkap pesan Ilahi rusak oleh keserakahan duniawi dan kegagalan menjadi “murid Ramadan” untuk lebih menjadi hamba-Nya yang hakiki.
Baca Juga :Raih Selempang di Negeri Rantau

Islam merupakan agama rahmatan lil ‘alamin. Dimensi kebahagiaan bagi seluruh makhluk ciptaan Ilahi. Bagi hamba yang dipanggil Allah dengan sebutan “hai orang-orang yang beriman...” akan menjawab panggilan Allah dengan menyebar kebajikan dan kedamaian bagi seluruh ciptaan Allah. Bila manusia justru menyebar teror dan kenestapaan, maka justru telah jauh tergelincir dari ajaran Ilahi. Mereka tertipu oleh bingkai kehampaan yang menyesatkan.

Untuk menjawab realitas keimanan, maka lihatlah Baginda Rasulullah secara benar dan kaffah. Lihatlah kepribadian Rasulullah dalam semua dimensi kehidupan. Begitu damai dan anggun kesempurnaan yang diperlihatkan untuk dicontoh umat yang menjadikannya sebagai utusan akhir zaman.

Sungguh Ramadan bulan keberkahan bagi hamba yang menginginkan kebahagiaan. Sejuta peluang diberikan Allah untuk menambah pundi amal. Namun, dalam beramal sebaiknya jangan bertransaksi ekonomi dengan Khaliq Pemilik Kehidupan. Setiap ibadah acapkali dikalikan dengan pahala dan mengakibatkan bangga dengan kecukupan amal yang dilaksanakan.

Periodedasi transaksi ekonomi hanya bagi pemula mencari hakikat Ilahi. Namun, tatkala Ramadan mampu mendidik insan sebagai hamba yang beriman, maka semua rangkaian hidup bukan perkalian matematika dihadapan Allah, akan tetapi bagaikan hamba yang lapar dan haus memerlukan makan dan minum. Alangkah indah Ramadan dengan sejuta kasih sayang Allah.

Semoga Ramadan tahun ini merupakan Ramadan terbaik dan terindah untuk mereguk manisnya keimanan yang sesungguhnya. Ramadan terbaik akan membuahkan kebajikan, kedamaian, dan kebaikan bagi seluruh alam ciptaan Allah. Wa Allahua’lam bi al-shawwab.***

Oleh: Samsul Nizar, Ketua STAIN Bengkalis









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook