AYO KE KUANSING

Pacu Jalur Menyapa Dunia

Pesona Indonesia | Rabu, 23 Agustus 2017 - 15:30 WIB

Pacu Jalur Menyapa Dunia

TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) - Festival Pacu Jalur (FPJ) Tradisional di Kuantan Singingi (Kuansing) 2017 dimulai hari ini (23/8) hingga Sabtu (26/3) mendatang.

Sudah di depan mata. Sesuai jadwal, Rabu (23 /8) hingga Sabtu (26/8) mendatang pesta akbar masyarakat di Negeri Jalur itu akan berlangsung. Tepian Narosa Telukkuantan, sebagai arena pacuan bakal dipadati penonton.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Memang, pacu jalur terus menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Setiap tahunnya, saat pacu jalur digelar ada ratusan ribu manusia berjejal memadati sepanjang Tepian Narosa. Nyaris tak sejengkal pun tanah luput dari kaki manusia yang datang dari segala penjuru di Kuansing dan daerah lain di Riau. Bahkan di provinsi tetangga. Satu tujuan mereka, menyaksikan pesta akbar tahunan masyarakat Kuansing.

Sudah 114 tahun pacu jalur dilaksanakan di Tepian Narosa. Seiring kemajuan zaman, tradisi yang lahir, tumbuh dan berkembang di masyarakat Kuansing ini terus mengalami kemajuan. Faktanya, setiap tahun jumlah peserta selalu meningkat seiring dengan kualitas pelaksanaannya. Apalagi lewat teknologi yang ada sekarang ini, seperti media sosial (medsos). Apakah itu Facebook, Twitter,  dan Youtube. Tak heran bila kini pacu jalur terus saja menyapa dunia. Di mana pun berada, tradisi ini bisa disaksikan melalui livestreaming di medsos.

Sejalan dengan rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, pacu jalur pun menjadi sebuah aset wisata budaya yang sudah terdaftar menjadi kalender pariwisata di pemerintah pusat. Dengan dukungan provinsi, pacu jalur pun semakin dikenal. Bahkan tahun ini, pacu jalur mewakili Riau dalam lomba Anugerah Pesona Indonesia (API) yang bersaing dengan sejumlah wisata budaya di daerah lainnya di Indonesia.

Gubernur Riau (Gubri) H Arsyadjuliandi Rahman tidak segan-segan mengajak masyarakat Riau memberikan dukungannya terhadap pacu jalur ini, melalui SMS atau pesan singkat dengan cara ketik : API 8F kirim ke 99386. Ke depan, tradisi pacu jalur akan terus dikembangkan agar semakin dikenal.

 “Mari kita terus jaga kelestarian pacu jalur,” ajak Gubri saat membuka pelaksanaan pacu jalur tingkat Rayon II di Hulu Kuantan, belum lama ini.

Senada dengan Gubri, Bupati Kuansing H Mursini dalam setiap kesempatan bertemu dengan masyarakat mengajak terus mendukung dan melestarikan tradisi pacu jalur ini. Namun diharapkannya pula agar semangat gotong-royong, filosofi pacu jalur diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

“Pacu jalur mengandung filosofi musyawarah, gotong-royong dan mufakat. Kalau tidak ada mufakat, tentu tidak akan ada jalur ini,” ujar Mursini saat membuka Pacu Jalur Rayon I di Cerenti, belum lama ini.

Sebelum iven pacu jalur di Tepian Narosa Telukkuantan, atau yang sering disebut iven nasional ini dihelat, diawali terlebih dahulu dengan pelaksanaan pacu jalur tingkat rayon. Ada rayon I, II, III dan IV di Kuansing. Sedangkan dalam 4 tahun terakhir, kabupaten tetangga Indragiri Hulu (Inhu) pun mulai melaksaan pacu jalur per rayon. Tahun 2017, Inhu menghelat pacu jalur di tiga rayon. Namun puncak helatnya tetap di Tepian Narosa Telukkuantan. Kendati berhasil menjuarai seluruh rayon, namun belum lengkap prestasi bila sebuah jalur itu kalau tidak menjadi juara nasional. Itu bisa terjadi bila berjaya di Tepian Narosa.

 “Pacu jalur rayon adalah ajang untuk mempersiapkan diri menghadapi pacu jalur di Telukkuantan,” kata Mursini.

Perlu Teknik dan Latihan Keras

Untuk menang dalam lomba pacu jalur menurut budayawan UU Hamidy memerlukan teknik, keahlian, pengalaman dan latihan keras. Buang jauh-jauh kepercayaan bahwa dukun punya andil besar dalam menentukan peruntungan. Penulis buku Kesenian Jalur di Rantau Kuantan ini menyebutkan, setidaknya ada beberapa faktor yang menentukan berjaya atau tidaknya sebuah jalur.

‘’Faktor pertama adalah kepandaian orang yang berada di posisi kemudi. Mereka disebut tukang pinggang. Mereka bertugas untuk memastikan haluan dan jalan jalur benar-benar lurus konsisten sepanjang lomba. Lurus tidak haluannya. Kalau jalur itu sebentar ke kiri, sebentar ke kanan sudah lah. 1 sampai tiga detik berbelok sedikit saja, itu sudah memperlambat gerakan,’’ ujar UU Hamidy saat ditemui di rumahnya.

Jalur harus dipacu dengan kencang dengan kecepatan konstan. Kecepatan konstan hanya bisa didapatkan dengan mempertahankan haluan jalur agar lurus konsisten sampai garis finis. Faktor kedua menurut UU Hamidy bagaimana ketekunan dan usaha anak pacu dalam berlatih. Ketekunan mereka berlatih dan melakukan persiapan menjelang pertandingan sangat penting.

‘’Dulu orang berlomba dan menang karena sudah terbiasa. Karena dulunya bagi orang Kuansing mendayung itu kegiatan sehari-hari. Hampir setiap hari mereka mendayung, karena belum ada jembatan. Tapi kalau sekarang orang latihan rutin. Tengoklah jalur kampung mana yang menang, pasti mereka latihan rutin dan keras,’’ terangnya.

Dikatakan UU Hamidy, di saat rutin latihan inilah peran tukang concang diasah dan dites setiap kali anak pacu berlatih. Menurutnya, jalur yang kencang itu gerakannya tidak mendatar. Tapi jalur seakan-akan meloncat laju ke depan setiap kali dayung diayunkan oleh anak pacu. Bagaimana ini bisa terjadi, semua berada di tangan tukang concang.

‘’Perannya untuk menyamakan gerakan dayung, karena dia merupakan pengatur cepat atau lambat. Tukang concang tidak bisa asal kayuh, karena setiap gerakannya diikuti semua anak pacu. Kalau sering latihan tukang concang bisa tahu itu berapa kali dayung anak pacu bisa lakukan dalam satu detik. Itu sangat menentukan kecepatan jalur,’’ terangnya.

Lalu tidak kalah penting adalah faktor alam. Banyak jalur yang matang persiapannya. Banyak juga jalur yang penuh teknik dan pengalaman disebut posisi seperti tukang onjai, pinggang, timbo dan seterus. Tapi ketika dihadapkan faktor alam mereka tidak berdaya. Kalah cepat dengan pesaing.

‘’Faktor alam ini kadang dilihat dari di mana posisi mereka pada arus sungai. Ini sebenarnya untung-untungan, karena tergantung kondisi sungai. Kalau tepat pada posisi arus tertentu, tentu ini mempengaruhi kecepatan jalur. Faktor alam ini tidak bisa ditolak, karena bergantung pada urutan. Karena kepesertaan sudah dicabut dan ditentukan dari awal. Posisi jalur dalam lomba ditentukan lomba pencabutan undian. Tandingnya pun tidak bisa diulang dan tidak bisa bertukar tempat,’’ terangnya.

Faktor terakhir, kata UU Hamidy, adalah nasib. Sekali lagi dirinya menegaskan, peran dukun hampir tidak ada kecuali hanya sebagai pembangkit alam bawah sadar. Lagi pula, menurutnya, secara agama percaya dukun itu saja sudah syirik. Jadi bagi dirinya penentu terakhir itu adalah nasib. Allah yang menentukan.

‘’Bagaimanapun ketika persiapan teknik,  latihan, kondisi alam, sungai dan arusnya memihak pada, tapi kalau itu belum dicatatkan Allah di atas sana untuk menang, maka belum akan menang. Itulah faktor nasib, Faktor Allah,’’ sebut  UU Hamidy.

Dia juga menyinggung bagaimana hal-hal kecil lainnya juga sangat mempengaruhi kecepatan atau hasil dari pacu jalur. Dirinya mencotohkan hal kecil yang sangat teknis. Misalnya dayung yang akan digunakan oleh anak pacu. Pada zaman modern saat ini, proses pembuatan dayung pun menjadi perhatian orang. Hal seperti dayung juga menjadi penentu.

Dibiayai Pemerintah, Dibantu Swasta

Setiap tahun, perhelatan pacu jalur ini dibebankan pembiayaannya kepada APBD Kuansing. Selain itu, juga diperlukan dana dari pihak swasta. Seperti perusahaan, dan pengusaha lainnya.

“Memang kalau diandalkan dengan biaya dari APBD, tak cukup. Perlu juga bantuan swasta setiap tahun,” ujar Staf Ahli Pemerintahan H Wariman DW SP MM yang sudah malang melintang menjadi Koordinator Penggalangan dana Pacu Jalur di Telukkuantan, baru-baru ini.

Namun diakui Wariman, dukungan pemprov soal membantu dana pelaksanaan minim. “Kalau promosi jelas, tapi membantu pelaksanaan pacu jalur iven nasional masih kami rasakan minim sekali,” ungkapnya.

Dalam mewujudkan pacu jalur benar-benar menyapa dunia, Bupati Mursini mengapresiasi lahirnya komunitas medsos yang gencar mempromosikan pacu jalur di alam maya. Salah satunya Komunitas Pencinta Pacu Jalur yang tergabung dalam grup medsos Facebook yang bernama IPJKS (Informasi Pacu Jalur Kuantan Singingi). Bahkan komunitas ini telah berhasil membuat sebuah aplikasi mengenai pacu jalur yang diberi nama IPJKS. Bupati Mursini langsung meluncurkan aplikasi yang dihasilkan anak-anak muda kreatif Kuansing bersama anak-anak muda dari Inhu.

Lahirnya aplikasi ini didasari keperluan akan informasi yang cepat dan akurat tentang pelaksanaan iven pacu jalur. Baik dari media elektronik maupun media cetak. Apalagi saat ini semua informasi sudah bisa didapat melalui smartphone melalui jejaring medsos.

Melihat begitu besarnya minat akan informasi tentang pacu jalur ini, maka di 2017 ini IPJKS melakukan live streaming radio yang dipancarluaskan dari ke empat rayon pacu jalur Kuansing yang digelar pada bulan Juli lalu. Perwakilan IPJKS, Junedi SE menjelaskan, aplikasi IPJKS saat ini sudah dapat diunduh di play store dan setelah dipasang nanti akan dijumpai aplikasi dan fitur-fitur tentang berbagai macam informasi tentang pacu jalur.

“Seiring dengan perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi, maka kami dari komunitas IPJKS menghadirkan kepada kita semua, sebuah aplikasi yang berbasis Android yang dapat diunduh langsung dari Google Play secara gratis. Aplikasi ini memuat semua informasi tentang pelaksanaan iven pacu jalur dan dapat juga mendengarkan langsung jalannya perpacuan dari menu radio streaming,” jelasnya.

Ke depan, diharapkannya, inovasi ini tidak behenti sampai di sini saja. “Jikalau boleh bermimpi, di iven tahun mendatang Tim IT IPJKS mampu menyiarkan pacu jalur bukan dari radio streaming lagi, akan tetapi berupa video streaming yang dapat ditonton langsung dari seluruh penjuru dunia melalui multiflatform secara real time. Namun itu semua tentu memerlukan dukungan dari semua pihak. Baik pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi,” harapnya.

Pacu Jalur

Seluruh jalur yang ikut berpacu memiliki semangat dan optimisme untuk menang. Sehingga dengan semangat itu, setiap tahun peserta iven nasional selalu meningkat. Sehingga jalur-jalur itupun memiliki caranya masing-masing mempersiapkan diri untuk berpacu.

Seperti halnya di jalur Linggar Jati Adhyaksa Kuansing dari Pulau Kumpai Pangean. Dalam berpacu, para atlet benar-benar menjaga stamina agar tetap fit. Tidak boleh begadang. Harus minum puding. Biasanya, puding atlet Linggar Jati ini adalah madu dengan telur ayam kampung ditambah jamu.

 “Pada saat adanya iven pacu jalur, memang setiap anak pacu disuruh cepat tidur. Tak boleh begadang. Karena kalau begadang, tenaganya berkurang,” ujar Marwan Bulual, Ketua Jalur Linggar Jati kepada Riau Pos, Senin (21/8).

Tidak hanya saat berpacu di iven resmi, namun saat latihan pun, kata Marwan, para atlet dimintanya tetap mejaga kesehatan. Sehingga dirinya selaku pengurus jalur harus menyediakan puding setiap latihan, seperti bubur dan telur ayam kampung.

“Alhamdulillah, berkat latihan dan kekompakkan, serta jalur yang mendukung, kami berhasil meraih juara di iven Nasional 2012 lalu,” sebut Marwan yang mengaku mendapat dana untuk biaya latihan dari sumbangan sponsor dan para dermawan.

Saat juara satu, diakuinya, ada 5 ekor ternak yang diterima. Kenapa ternak? Marwan mencoba meyakinkan, bahwa ternak ini tentu diharapkan bisa berkembang biak.

“Itu intinya kenapa hadiahnya ternak. Kalau uang kan bisa habis. Alhamdulillah, sekarang ternak kami seluruhnya mencapai 14 ekor. Itu ada sapi dan kerbau,” ungkapnya lagi.

Diakuinya lagi, ternak kalau sudah berkembang biak bisa dijual. Sehingga hasil penjualan itu, katanya, bisa digunakan untuk keperluan jalur.

“Ini sudah banyak yang bisa untuk kurban,” katanya.

Didorong Lebih Atraktif

Festival Pacu Jalur (FPJ) 2017 dimulai hari ini (23/8). Gubri Arsyadjuliandi Rachman bakal membuka salah satu iven pariwisata Riau tersebut. Gubri akan didampingi  sang istri Hj Sisilita Arsyadjuliandi. Selain itu juga hadir Deputi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar RI Saseno.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Riau Fahmizal mengatakan iven pacu jalur utama tahun ini memang menjadi salah satu destinasi yang terus didukung Pemprov Riau dalam mempromosikan secara lebih luas.

“Dalam berbagai ekspos di kementerian, kami terus menyiapkan bahan pacu jalur sebagai bagian yang terus diperkenalkan secara lebih luas. Memang kami juga mendorong, sesuai arahan Pak Gubernur akan setiap tahun bisa lebih atraktif,” kata Fahmizal.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook