AYO KE KUANSING

Pacu Jalur Menyapa Dunia

Pesona Indonesia | Rabu, 23 Agustus 2017 - 15:30 WIB

Pacu Jalur Menyapa Dunia

Fahmi optimis, dengan pengembangan dan sosialisasi secara bersama. Maka pacu jalur akan lebih baik lagi dalam penyelenggaraannya. Sentuhan Pemprov dalam iven lokal masyarakat Kuansing tersebut menurutnya lebih kepada upaya menyosialisasikan secara lebih luas dan dukungan promosi.(jps/end/egp)Pesta akbar masyarakat di Negeri Jalur itu akan berlangsung di Tepian Narosa Telukkuantan.

Memang, pacu jalur terus menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Setiap tahunnya, saat pacu jalur digelar ada ratusan ribu manusia berjejal memadati sepanjang Tepian Narosa. Nyaris tak sejengkal pun tanah luput dari kaki manusia yang datang dari segala penjuru di Kuansing dan daerah lain di Riau. Bahkan di provinsi tetangga. Satu tujuan mereka, menyaksikan pesta akbar tahunan masyarakat Kuansing.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sudah 114 tahun pacu jalur dilaksanakan di Tepian Narosa. Seiring kemajuan zaman, tradisi yang lahir, tumbuh dan berkembang di masyarakat Kuansing ini terus mengalami kemajuan. Faktanya, setiap tahun jumlah peserta selalu meningkat seiring dengan kualitas pelaksanaannya. Apalagi lewat teknologi yang ada sekarang ini, seperti media sosial (medsos). Apakah itu Facebook, Twitter,  dan Youtube. Tak heran bila kini pacu jalur terus saja menyapa dunia. Di mana pun berada, tradisi ini bisa disaksikan melalui livestreaming di medsos.

Sejalan dengan rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, pacu jalur pun menjadi sebuah aset wisata budaya yang sudah terdaftar menjadi kalender pariwisata di pemerintah pusat. Dengan dukungan provinsi, pacu jalur pun semakin dikenal. Bahkan tahun ini, pacu jalur mewakili Riau dalam lomba Anugerah Pesona Indonesia (API) yang bersaing dengan sejumlah wisata budaya di daerah lainnya di Indonesia.

Gubernur Riau (Gubri) H Arsyadjuliandi Rahman tidak segan-segan mengajak masyarakat Riau memberikan dukungannya terhadap pacu jalur ini, melalui SMS atau pesan singkat dengan cara ketik : API 8F kirim ke 99386. Ke depan, tradisi pacu jalur akan terus dikembangkan agar semakin dikenal.

 “Mari kita terus jaga kelestarian pacu jalur,” ajak Gubri saat membuka pelaksanaan pacu jalur tingkat Rayon II di Hulu Kuantan, belum lama ini.

Senada dengan Gubri, Bupati Kuansing H Mursini dalam setiap kesempatan bertemu dengan masyarakat mengajak terus mendukung dan melestarikan tradisi pacu jalur ini. Namun diharapkannya pula agar semangat gotong-royong, filosofi pacu jalur diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

“Pacu jalur mengandung filosofi musyawarah, gotong-royong dan mufakat. Kalau tidak ada mufakat, tentu tidak akan ada jalur ini,” ujar Mursini saat membuka Pacu Jalur Rayon I di Cerenti, belum lama ini.

Sebelum iven pacu jalur di Tepian Narosa Telukkuantan, atau yang sering disebut iven nasional ini dihelat, diawali terlebih dahulu dengan pelaksanaan pacu jalur tingkat rayon. Ada rayon I, II, III dan IV di Kuansing. Sedangkan dalam 4 tahun terakhir, kabupaten tetangga Indragiri Hulu (Inhu) pun mulai melaksaan pacu jalur per rayon. Tahun 2017, Inhu menghelat pacu jalur di tiga rayon. Namun puncak helatnya tetap di Tepian Narosa Telukkuantan. Kendati berhasil menjuarai seluruh rayon, namun belum lengkap prestasi bila sebuah jalur itu kalau tidak menjadi juara nasional. Itu bisa terjadi bila berjaya di Tepian Narosa.

 “Pacu jalur rayon adalah ajang untuk mempersiapkan diri menghadapi pacu jalur di Telukkuantan,” kata Mursini.

Perlu Teknik dan Latihan Keras

Untuk menang dalam lomba pacu jalur menurut budayawan UU Hamidy memerlukan teknik, keahlian, pengalaman dan latihan keras. Buang jauh-jauh kepercayaan bahwa dukun punya andil besar dalam menentukan peruntungan. Penulis buku Kesenian Jalur di Rantau Kuantan ini menyebutkan, setidaknya ada beberapa faktor yang menentukan berjaya atau tidaknya sebuah jalur.

‘’Faktor pertama adalah kepandaian orang yang berada di posisi kemudi. Mereka disebut tukang pinggang. Mereka bertugas untuk memastikan haluan dan jalan jalur benar-benar lurus konsisten sepanjang lomba. Lurus tidak haluannya. Kalau jalur itu sebentar ke kiri, sebentar ke kanan sudah lah. 1 sampai tiga detik berbelok sedikit saja, itu sudah memperlambat gerakan,’’ ujar UU Hamidy saat ditemui di rumahnya.

Jalur harus dipacu dengan kencang dengan kecepatan konstan. Kecepatan konstan hanya bisa didapatkan dengan mempertahankan haluan jalur agar lurus konsisten sampai garis finis. Faktor kedua menurut UU Hamidy bagaimana ketekunan dan usaha anak pacu dalam berlatih. Ketekunan mereka berlatih dan melakukan persiapan menjelang pertandingan sangat penting.

‘’Dulu orang berlomba dan menang karena sudah terbiasa. Karena dulunya bagi orang Kuansing mendayung itu kegiatan sehari-hari. Hampir setiap hari mereka mendayung, karena belum ada jembatan. Tapi kalau sekarang orang latihan rutin. Tengoklah jalur kampung mana yang menang, pasti mereka latihan rutin dan keras,’’ terangnya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook