Dikatakan UU Hamidy, di saat rutin latihan inilah peran tukang concang diasah dan dites setiap kali anak pacu berlatih. Menurutnya, jalur yang kencang itu gerakannya tidak mendatar. Tapi jalur seakan-akan meloncat laju ke depan setiap kali dayung diayunkan oleh anak pacu. Bagaimana ini bisa terjadi, semua berada di tangan tukang concang.
‘’Perannya untuk menyamakan gerakan dayung, karena dia merupakan pengatur cepat atau lambat. Tukang concang tidak bisa asal kayuh, karena setiap gerakannya diikuti semua anak pacu. Kalau sering latihan tukang concang bisa tahu itu berapa kali dayung anak pacu bisa lakukan dalam satu detik. Itu sangat menentukan kecepatan jalur,’’ terangnya.
Lalu tidak kalah penting adalah faktor alam. Banyak jalur yang matang persiapannya. Banyak juga jalur yang penuh teknik dan pengalaman disebut posisi seperti tukang onjai, pinggang, timbo dan seterus. Tapi ketika dihadapkan faktor alam mereka tidak berdaya. Kalah cepat dengan pesaing.
‘’Faktor alam ini kadang dilihat dari di mana posisi mereka pada arus sungai. Ini sebenarnya untung-untungan, karena tergantung kondisi sungai. Kalau tepat pada posisi arus tertentu, tentu ini mempengaruhi kecepatan jalur. Faktor alam ini tidak bisa ditolak, karena bergantung pada urutan. Karena kepesertaan sudah dicabut dan ditentukan dari awal. Posisi jalur dalam lomba ditentukan lomba pencabutan undian. Tandingnya pun tidak bisa diulang dan tidak bisa bertukar tempat,’’ terangnya.
Faktor terakhir, kata UU Hamidy, adalah nasib. Sekali lagi dirinya menegaskan, peran dukun hampir tidak ada kecuali hanya sebagai pembangkit alam bawah sadar. Lagi pula, menurutnya, secara agama percaya dukun itu saja sudah syirik. Jadi bagi dirinya penentu terakhir itu adalah nasib. Allah yang menentukan.
‘’Bagaimanapun ketika persiapan teknik, latihan, kondisi alam, sungai dan arusnya memihak pada, tapi kalau itu belum dicatatkan Allah di atas sana untuk menang, maka belum akan menang. Itulah faktor nasib, Faktor Allah,’’ sebut UU Hamidy.
Dia juga menyinggung bagaimana hal-hal kecil lainnya juga sangat mempengaruhi kecepatan atau hasil dari pacu jalur. Dirinya mencotohkan hal kecil yang sangat teknis. Misalnya dayung yang akan digunakan oleh anak pacu. Pada zaman modern saat ini, proses pembuatan dayung pun menjadi perhatian orang. Hal seperti dayung juga menjadi penentu.
Dibiayai Pemerintah, Dibantu Swasta
Setiap tahun, perhelatan pacu jalur ini dibebankan pembiayaannya kepada APBD Kuansing. Selain itu, juga diperlukan dana dari pihak swasta. Seperti perusahaan, dan pengusaha lainnya.
“Memang kalau diandalkan dengan biaya dari APBD, tak cukup. Perlu juga bantuan swasta setiap tahun,” ujar Staf Ahli Pemerintahan H Wariman DW SP MM yang sudah malang melintang menjadi Koordinator Penggalangan dana Pacu Jalur di Telukkuantan, baru-baru ini.
Namun diakui Wariman, dukungan pemprov soal membantu dana pelaksanaan minim. “Kalau promosi jelas, tapi membantu pelaksanaan pacu jalur iven nasional masih kami rasakan minim sekali,” ungkapnya.