PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) - Suatu kebanggaan buat Kabupaten Pelalawan, di mana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Pelalawan kedatangan tamu dari 13 negara yang tergabung dalam Man of Year 2017. Kedatangan Man of The Year untuk melihat keindahan alam yang dimiliki Kabupaten Pelalawan. Sedangkan perwakilan Man of The Year 2017 ini berkunjung ke Desa Bagan Limau Kecamatan Ukui dan dan Flying Squad Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Senin (14/8) sore.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Pelalawan Andi Yuliandri SKom kepada Riau Pos, Selasa (15/8) di Pangkalankerinci. Dikatakannya, bahwa 13 negara dalam Man of The Year yang berkunjung ke Kabupaten Pelalawan tersebut yakni Republik Ceko, Belanda, Spanyol, Myanmar, Vietnam, Thailand, Filipina, Indonesia, Taiwan, Nepal, India, Sri Lanka dan Malaysia.
"Ya, ada 13 perwakilan Man of The Year yang melakukan kunjungan ke Pelalawan untuk melihat keindahan alam. Sedangkan kunjungan Man of The Years ini didampingi (gaet,red) oleh Bujang Dara Pelalawan yakni Adam Gusfarozi dan Shandeva Dewi,’’ terangnya.
Diungkapkannya, bahwa Man of The Year merupakan iven bertaraf internasional yang mendedikasikan kegiatan untuk mempromosikan pariwisata, konservasi hewan liar dan lingkungan hidup. Sedangkan para Man of The Years ini mengemban potensi kepemudaan serta menarik investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Mereka juga merupakan sosok laki-laki dengan konsep masterly, mindful, manly, masculine, dan modern yang menjadi role model bagi dunia luar ambassador dan ikon.
"Jadwal kunjungan Man of The Year ini ke Kabupaten Pelalawan, selain untuk melihat keindahan alam juga melakukan pelestarian alam dengan melakukan penanaman pohon di daerah pinggiran hutan TNTN Pelalawan. Kemudian, para Man of The Years ini juga melakukan peninjauan di lokasi Flying Squad bersama tim patroli TNTN yang terdiri dari gajah-gajah terlatih bersama dengan pawangnya serta berkomunikasi langsung dan memandikan gajah karena lokasi TNTN tempat habitatnya gajah. Pendekatan Flying Squad adalah salah satu metode mitigasi konflik gajah dengan manusia yang juga bagian kebudayaan masyarakat lokal dan memperkenalkan kebudayaan dan ASEAN Community. Sedangkan dipilihnya lokasi TNTN ini langsung dari permohonan dalam surat mereka,’’ ujarnya.
