Di taman bagian belakang juga terdapat jembatan kayu gantung. Di sini, pengunjung bisa bermain, berfoto atau duduk-duduk sambil menunggu keluarganya yang sedang mengendarai gajah masuk ke dalam hutan. Hutan yang menghampar itu merupakan salah sisi Taman Hutan Raya (Tahura) yang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Siak.
Mengendarai gajah, duduk di atas pelana saat masuk hutan, lebih seru dan menegangkan dibandingkan mengendarai hutan di taman bagian depan. Gajah bertubuh besar itu naik turun bukit kecil, masuk dan menyeberangi sungai yang cukup besar di Tahura tersebut. Banyak pilihan. Pengunjung tinggal memilih arah mana yang hendak dikelilingi. Durasinya juga berbeda. Bisa setengah jam, satu jam atau satu setengah jam.
Satu gajah bisa dinaiki dua anak dan satu orang dewasa serta satu orang mahout. Pengunjung harus berpegangan kuat pada besi pelana di depannya. Badan gajah yang besar, langkahnya yang lebar, membuat pengunjung bergoyang hebat saat duduk di atasnya, Terlebih saat naik dan turun bukit. Harus berhati-hati pula saat berjalan di dalam hutan. Ranting dan cabang aneka jenis pohon sangat dekat dengan tubuh pengunjung. Mahout berkali-kali mengingatkan pengunjung untuk berpegangan atau menghindar dari ranting tersebut.
Pengunjung juga boleh ikut melihat dan memandikan gajah. Biasanya gajah dimandikan pada pukul 07.30 WIB dan 16.30 WIB. ‘’Kami melayani pengunjung yang datang ke sini. Mayoritas anak-anak sekolah dan gurunya yang datang. Mereka mengenal dan melihat gajah dengan lebih dekat,’’ ujar Khairul lagi.