(RIAUPOS.CO) - “Sempat bingung antara modelling, menari dan baca puisi. Upa suka semuanya. Kalau menari, latihannya memang enak. Tapi, ternyata capek banget dan bikin jadi malas. Sementara modelling, latihan atau nampil pun suka saja. Nggak ada rasa keberatan atau rasa capek sedikitpun. Malahan hilangin rasa capek jadinya. Karena itu mutusin passionnya di dunia modelling,” ucap wanita yang bercita-cita menjadi model profesional ini.

Bagi Upa, passion itu hal yang nggak pernah bosan untuk dilakukan. Karena itu,  cari hobi dan cari hal yang disuka. Tentunya hal yang dianggap membuat nyaman dalam diri, tanpa ada paksaan dari siapapun.

“Kalau orang lain suka dan orang lain senang, sama hal yang kita lakuin dan orang lain sendiri nggak pernah bosan dengan yang kita lakukan, tentu otomatis kita sudah melakukan hal yang sebenarnya ada di diri kita dan kita udah nemuin passion di diri,” katanya.

Dari pendidikan tingkat kanak-kanak (TK), Upa mengaku sudah dikenalkan dengan dunia modelling. Dan memang dari TK Upa sudah mengimpikan cita-cita menjadi seorang model.

“Awalnya support banget, sampai ke Jakarta ditemenin sama mama. Awalnya kan masih tinggal di Batam masih sekolah juga, jadi masih sering diantar jemput kalo latihan. Pokoknya masih di support banget, kemudian pas mau masuk SMA pindah ke Pekanbaru dan langsung lihat agency sana sini,” ucap Upa.

Tapi ternyata nggak semulus sebelumnya, karena harus mulai dari nol lagi. Setelah perjuangan dan mengenal Jasmine Model, barulah Upa mulai dikenali. Memang semuanya perlu berusaha keras untuk Upa membuktikan bahwa dirinya memang memiliki bakat di dunia modelling.

“Terakhir ini juga ada lomba pemilihan Top Model Kepulauan Riau di Batam dengan juri Ivan Gunawan dan Alhamdulillah Upa bisa ke tahap lima besar. Walau perlu perjuangan tapi memang benar hasil itu tidak akan mengkhianati usaha,” jelas wanita kelahiran Batam tahun 1997 tersebut.(cr8)

Laporan Deslina, Pekanbaru

Foto koleksi pribadi