Bertempur dengan Miniatur Pesawat

Liputan Khusus | Minggu, 19 Maret 2023 - 09:55 WIB

Bertempur dengan Miniatur Pesawat
Bertempur dengan Miniatur Pesawat (RIAU POS)

Aeromodeling atau permainan pesawat mini kini terus merambah banyak kalangan. Tak hanya dari kalangan keluarga Angkatan Udara (AU), tapi juga kalangan sipil yang terus kian meluas. Selain sebagai hobi, ada juga yang menjadi olahraga prestasi, bahkan sudah masuk Pekan Olahraga Nasional (PON). Tak hanya adu cepat, tapi hingga pertempuran udara. Bahkan hingga pesawatnya hancur berkeping-keping.

RIAUPOS.CO - Bagi Serka Subandi, dunia pesawat bahkan pesawat tempur sudah biasa. Dia bahkan merupakan anggota skadron 12 Lanud Roesmin Nurdjadin Pekanbaru. Tapi dia bukan pilot pesawat tempur yang sesungguhnya. Namun sensasi pertempuran pesawat bisa dirasakannya dalam skala kecil ketika menjadi pilot untuk pesawat model atau aeromodelling.


Sensasi menjadi pilot aeromodelling tidak hanya bisa dirasakan anggota militer seperti Serka Subandi. Kenyataannya, banyak kalangan sipil yang terlibat dan hobi dalam permainan pesawat mini ini, baik dalam skala permainan (fun) maupun skala prestasi atau olahraga (sport). Keduanya sama unik dan menariknya.

Salah satu pertandingan dalam aeromodelling ini adalah tempur kendali tali (F2D). Bahkan jenis pertandingan ini sudah masuk dalam PON dan menjadi keseruan yang bisa dinikmati, tidak hanya kaum militer, tapi juga kalangan sipil. Dalam tempur kendali tali ini, sebuah miniatur pesawat dapat terbang dengan tali kendali dan memiliki misi untuk memutuskan pita di pesawat musuh. Saling kejar bisa terjadi dan arah terbangnya bisa berbelok tidak hanya searah misalnya arah jarum jam atau kebalikannya.

“Makanya sering sekali terjadi tabrakan antara pesawat. Ya sekitar 80 persen sampai 90 persen terjadi. Hanya saja tergantung pilot juga karena pilot memang diajarkan juga cara menghindar dan cara bermanuver,” ujar Subandi.

Dia mengatakan, nomor F2D  ini sudah dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Nasional (PON). Nomor ini menjadi salah satu keseruan yang menarik bagi peserta, mekanik, pilot, ataupun penonton. Memang risikonya besar. Tetapi tetap banyak peminatnya, termasuk dalam berbagai latihan. Dalam setiap pertandingan biasanya selalu dibawa dua pesawat. Satu untuk pertandingan, sementara satu lagi untuk cadangan jika terjadi kerusakan pada pesawat. Apalagi yang sama sekali tidak bisa digunakan lagi misalnya patah sayap.

Sebelumnya, ada juga nomor F2B yakni pertandingan dengan cara manuver, mulai dari wing over, loop, dan teknik manuver lainnya. Dalam pertandingan jenis F2B ini, hanya satu pesawat yang diterbangkan menggunakan tali kendali. Lalu juri memberikan penilaian tentang keindahan manuver yang dilakukan pesawat yang dikendalikan pilot itu.

“Tapi sekarang tidak lagi dilombakan dalam PON,” ujar Subandi.

Untuk diketahui, model pesawat dalam aero modelling ini sangat beragam. Modelnya tidak hanya seperti pesawat remote control yang dikenal publik seperti drone, tapi bermacam-macam. Ada pesawat yang hanya dilemparkan saja,  menggunakan tali kendali, menggunakan radio, remote control, tenaga listrik, juga model replika.

Klasifikasi Aeromodelling

Setidaknya ada lima klasifikasi menurut FAI (Federasi Aerosport Indonesia). Pertama, kelas F1 (free flight). Kedua, kelas F2 (control line). Ketiga, kelas F3 (radio control). Keempat, kelas F4 (scale model). Kelima, kelas F5 (electric model).









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook