AEROMODELLING

Digemari Berbagai Kalangan, Berprestasi dalam PON

Liputan Khusus | Minggu, 19 Maret 2023 - 11:29 WIB

Digemari Berbagai Kalangan, Berprestasi dalam PON
Digemari Berbagai Kalangan, Berprestasi dalam PON (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Aeromodelling menjadi permainan pesawat yang awalnya hanya kalangan tertentu. Saat ini, penggemarnya sudah merambah berbagai kalangan. Kendati bisa dikatakan mahal, tapi penggemarnya tetap banyak, dari berbagai usia dan profesi.

“Biasanya latihan tiap Sabtu dan Ahad. Wah rame Mas. Dari berbagai kalangan,” ujar penggemar aeromodelling Serka Subandi.


Harga pesawat model ini beragam, tergantung spek pesawat, radio, dan ukuran. Yang standar harganya antara Rp3 juta hingga Rp5 juta. Makin tinggi spek, fungsi radio, bahan baku dan ukuran pesawat model ini, maka makin mahal harganya. Sebab, ada juga yang radionya bisa digunakan hingga 2 km.

“Cuma kalau terlalu jauh, mata kita tak bisa melihatnya. Apa gunanya juga,” ujarnya.

Berbeda dengan drone yang memiliki kamera, permainan aeromodelling tidak memiliki kamera pada pesawat model ini. Bahkan pada drone jenis FPV (first person view), mata pilot bisa melihat langsung objek dari drone, karena terhubung dengan gelombang radio. Kamera pada drone tak hanya merekam objek, tapi langsung bisa dilihat pilot. Hal ini berbeda dengan aeromodelling yang tidak memiliki spesifikasi seperti itu. Sebab, titik tekannya bukan pada objek yang dilihat, tapi pada model pesawatnya.

Subandi mengatakan, fun fight banyak digemari masyarakat umum. Dari anak-anak hingga orang tua. Dari orang kantoran hingga pengusaha.

Latihan untuk fun flight dilakukan di Lapangan Terbang (Lapter Tucano), kawasan Lanud Roesmin Nurdjadin Pekanbaru, tepatnya di belakang SMA 4 Pekanbaru. Adapun latihan untuk para atlet, termasuk yang ikut dalam berbagai Kejurnas dan persiapan PON dilaksanakan di Lapter Pasir Putih.

Atlet Riau sendiri sudah memiliki berbagai prestasi pada tingkatan Pekan Olahraga Nasional (PON). Tidak semua nomor yang diunggulkan dan bisa meraih prestasi. Dalam PON, beberapa nomor yang dipertandingkan antara lain terbang bebas lempar (OHLG – outdoor hand-launched glider), putra, 1 medali. Lalu terbang bebas lempar (OHLG – outdoor hand-launched glider), putri, 1 medali. Selanjutnya terbang bebas tarik A2 (F1A – free flight glider A2), putra, 1 medali. Berikutnya, terbang bebas tarik A2 (F1A – free flight glider A2), putri, 1 medali. Lalu ada terbang bebas tarik A1 (F1H – free flight glider A1), putra, 1 medali.

Berikutnya ada juga nomor terbang bebas tarik A1 (F1H – free flight glider A1), putri, 1 medali. Ada juga kecepatan kendali tali (F2A – control line speed), terbuka, 1 medali. Lalu ada aerobatik kendali tali (F2B – control line aerobatics), terbuka, 1 medali. Juga ada balap beregu kendali tali (F2C – control line team race), terbuka, 2 medali. Selanjutnya tempur udara kendali tali (F2D – control line combat), terbuka, 1 medali. Lalu aerobatik kendali radio (F3A – radio control aerobatics), terbuka, 1 medali. Berikutnya helikopter kendali radio (F3C – radio control helicopter), terbuka, 1 medali. Juga ada nomor terbang layang kendali radio (F3J – radio control glider), terbuka, 1 medali.

“Dalam PON, atlet kita lumayan berprestasi,” ujar Subandi.

Misalnya dalam PON Bandung 2016, atlet Riau mendapatkan satu medali emas. Pada PON Papua 2021, atlet Riau mendapatkan satu medali perak. Subandi sendiri sempat meraih medali dalam ajang Kejurnas 2020 di Bandung, yakni medali perak. Ada tiga medali yang diraih Riau ketika itu, yakni dua medali perak, satu di antaranya dari atlet perempuan dan satu medali perunggu.

“Atlet perempuan ada juga tiga hingga empat orang. Dan berprestasi juga,” ujarnya.(muh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook