PIALA EROPA 2020

Akankah Jerman Mengepak Koper Lebih Cepat?

Perca | Sabtu, 19 Juni 2021 - 14:16 WIB

Akankah Jerman Mengepak Koper Lebih Cepat?
Gelandang Jerman, Toni Kroos (8), terlihat bersedih setelah kalah dari Prancis di pertandingan perdana penyisihan grup Piala Eropa 2020 (2021). Setelah kalah dari Prancis, Jerman harus berhadapan dengan Portugal. (TWITTER UEFA)

Di saat menyerang, Jerman hanya mengandalkan 7 pemain. Ini berbeda dengan Prancis yang bisa mengerahkan minimal 8 pemainnya untuk menyerang. Strategi Deschamps lebih plastis saat menyerang dan bertahan, sementara Jerman mengalami kesulitan saat bertahan. Gol bunuh diri Hummels adalah bukti dari kepanikan pertahanan Jerman, padahal bola tidak datang dari kamelut, melainkan dari sepakan Lucas Hernandez yang menusuk ke pertahanan yang mestinya bisa diantisipasi.

Melawan Portugal yang memiliki skuad lumayan mewah dan dalam sebagaimana Prancis, Jerman juga harus bekerja keras lagi. Formasi 4-2-3-1 yang diterapkan Fernando Santos jauh lebih sulit ditembus karena memaksimalkan peran gelandang dalam bertahan dan menyerang. Di depan duet Pepe-Ruben Dias, Portugal menempatkan dua pivot yang bertenaga pada diri Danilo Pereira dan William Carvalho. Di depan keduanya ada tiga gelandang menyerang, yakni Bruno Fernandes, Bernardo Silva dan Diogo Jota untuk mendukung Ronaldo sebagai striker tunggal. Dua bek, Nelson Semedo dan Guerreiro juga baik dalam menyerang dan bertahan.


Yang menjadi persoalan dalam tim Jerman ini, tidak ada gelandang kreatif bertipe playmaker. Kroos dan Gundogan bukan tipe playmaker yang berani membawa bola lebih lama seperti halnya Bernardo di tim Portugal atau Mesut Ozil seperti sebelumnya. Kondisi inilah yang membuat lini tengah Jerman terasa hambar. Serangan yang dibangun dari kaki ke kaki --saat melawan Prancis-- sulit sampai ke Serge Gnabry yang menjadi targetman. Thomas Muller dan Kai Havertz sebenarnya sudah membantu memenuhi lapangan tengah agar Kroos dan Gundogan tak keteteran, namun tak mampu menggantikan sosok playmaker sekelas Ozil.

Sebaliknya, saat melawan Hongaria, Bruno Fernandes dan Bernardo sangat dominan dan bergantian mengatur permainan. Mereka menjadi jantung serangan Portugal yang membuat Jota dan Ronaldo mudah melakukan pergerakan. Bahkan ketika Rafa Silva masuk menggantikan Bernardo , daya serang Portugal tak berhenti.

Mungkin Hongaria memang secara materi tak semewah Jerman, tetapi sebuah skema yang sudah dibangun dengan baik dengan pilihan pemain yang tepat, tak akan mudah didikte, siapa pun lawannya. Tak adanya pemain yang bisa membawa dan menahan bola lebih lama sekelas Ozil, tetap akan menjadi problem Jerman saat menjamu Portugal.

Tak ada yang mudah dalam pertandingan ini. Baik bagi Portugal maupun Jerman. Namun, walau bagaimanapun, Jerman tetaplah Jerman, yang bertenaga, punya determinasi, dan sulit ditaklukkan. Begitu juga dengan Portugal yang banyak memiliki pemain kreatif di semua lini, punya perimbangan dalam menyerang dan bertahan, dan punya seorang pemimpin yang matang dan disegani seperti Ronaldo.

Pemahaman dan detil permainan akan menentukan dalam pertandingan ini. Kesalahan sedikit saja akan menjadi masalah. Saya tak suka Jerman mengepak koper lebih cepat, tetapi Portugal punya segalanya setidaknya meraih poin dalam pertandingan ini.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook