Menurut Dobbin,
munculnya nasionalisme di Sumatera Tengah yang dikobarkan oleh kaum Padri,
bukan hanya sebagai perlawanan politis atau keinginan Padri melakukan revolusi
keagamaan, tetapi juga karena ingin membebaskan diri dari kekangan kekuasaan
Belanda secara ekonomi, terutama mengembalikan perniagaan bebas yang selama ini
terjadi dengan baik sebelum Belanda ingin menguasainya secara politis. Belanda
perlu menguasai lumbung kopi dan komoditi lainnya itu setelah ambruknya VOC
yang selama ini dikendalikan swasta. Mereka melihat kopi, gambir dan yang
lainnya sebagai komoditi yang akan menguatkan ekonomi mereka di Eropa. Di masa kini, ketika
perdagangan bebas mulai digagas dengan diterapkannya ASEAN-Cina Free Trade Agreement (ACFTA) 1 Januari 2010 lalu, juga
Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan segera bergulir, membuat persaingan perdagangan kian tak
mengenal batas. Arus masuknya barang-barang Cina dari peniti hingga mobil, bisa
berdampak baik dan menguntungkan, tetapi juga bisa berdampak sangat buruk bagi
ekonomi sektor pertanian. Pemerintah harus menyiapkan segala perangkat untuk melindungi
sektor-sektor tersebut. Kita tentu tak mau kembali ke belakang, ketika
masyarakat terpaksa meminum daun kopi
saat kopi-kopi dalam jumlah besar diangkut ke Eropa.@harybkoriun