Kurikulum merdeka belajar sudah dapat dimulai 2022-2023, namun demikian sekolah tidak akan dipaksakan mengikuti kurikulum ini apabila sekolah tidak siap menerima kurikulum tersebut. Untuk saat ini sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh Kemendikbudristek sudah sekitar 140.000 sekolah menerapkan kurikulum merdeka tahun ajaran 2022-2023.
Dikatakannya, kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki waktu yang cukup untuk mendalami konsep dan menguatkan potensi sehingga guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar, sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Di dalam proram SMA sekarang tidak ada lagi program peminatan. Seperti dikatakan Mendikbudristek Nadien Makarim bahwa kurikulum merdeka tidak ada lagi jurusan, kejuruan atau peminatan. Siswa lebih bebas memilih mata pelajaran yang diminatinya di dua tahun terakhir saat SMA dan tidak ada lagi akan dikategorikan kelompok IPA atau IPS dan bahasa.
Ketika sudah belajar tatap muka di kelas, kebiasaan belajar di masa-masa pademi masih terbawa. Untuk memulihkan kebiasaan belajar tatap muka. Untuk itu perlu ditimbulkan semangat anak-anak bagaimana anak-anak senang belajar. Apalagi sekarang ini kita menggunakan kurikulum merdeka belajar. Dengan kurikulum ini kita bangkitkan semangat anak kita untuk mau belajar lagi
Sebab pada pandemi Covid-19 siswa tidak begitu dituntut untuk belajar serius layaknya tatap muka di kelas. Pada masa itu siswa belajar lewat media saja dan diberikan pekerjaan rumah (pr) lewat online.
Ada beberapa kiat-kiat yang dilakukan untuk dapat memotivasi belajar siswa pasca pendemi Covid- 19 di antaranya dengan memperjelas tujuan yang ingin dicapai dengan menggunakan metode dan kegiatan yang beragam, menciptakan suasana yang menyenangkan karena anak-anak terlena dengan keadaan pada masa pandemi kemarin.
Dengan bimbingan dan dukungan, kita berharap siswa dapat memulihkan semangat belajar mereka di masa pasca pendemi Covid-19 ini, dengan cara kita memberikan peghargaan atas apa usaha yang dilakukan oleh anak-anak kita itu.
Misalnya mereka malas belajar atau kurang tertarik. Sebagai seorang pendidik, harus mencari cara apakah itu dengan pemberian reward kepada anak didik agar mereka semangat untuk belajar kembali.(c)