Kemudian, Menurut Kadiskop dan UMKM Riau, Dahrius
Husin, menyatakan bahwa UMKM di Provinsi Riau berjumlah 367.696 unit
usaha, dengan rincian sebagai berikut : Kota Pekanbaru berjumlah 68.728
unit usaha, diikuti Kampar 45.446 unit usaha, Inhil 44.891 unit usaha,
Bengkalis 42.029 unit usaha, Rohil 34.036 unit usaha, Rohul 27.074, Inhu
26.488), Siak 22.948, Kuansing 21.450, Dumai 20.782 dan Pelalawan
13.824.
Data diatas memberikan gambaran bahwa terdapat GAP atau
celah yang cukup lebar antara jumlah PLUT beserta tenaga pendampingnya
dengan jumlah UMKM yang ada. Sehingga diperoleh informasi bahwa jumlah
unit dan tenaga pendamping PLUT belum sepadan dengan jumlah UMKM.
Baca Juga :
Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut
Dengan
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang didukung oleh
data hasil survey, observasi, dan wawancara, lau kemudian menggunakan
metode Analisis SWOT dan dibantu oleh tabel Matriks SWOT, maka peneliti
ingin mengetahui bagaimana inovasi strategi peran PLUT dalam memberikan
layanan pendampingan kepada UMKM secara optimal, efektif dan efisien.
Kemudian, dengan menggunakan model IFAS (Internal Factors Analysis
Summary) dan model EFAS (External Factors Analysis Summary), peneliti
ingin mengetahui posisi PLUT berada pada kuadran keberapa berdasarkan
analisis SWOT yang ada.
Maka, Hasil penelitian ini diketahui bahwa dari jumlah unit dan tenaga
pendamping PLUT yang belum sepadan dengan banyaknya jumlah UMKM yang
ada, Maka PLUT perlu untuk menginovasikan penyebaran unitnya secara
lebih masif dan aktif. Kemudian melakukan Inovasi penyeimbangan jumlah
tenaga pendamping PLUT dengan jumlah UMKM yang ada agar lebih efektif
dan efisien. Lalu Menjalin kerjasama atau kemitraan dengan perangkat
kecamatan atau perangkat desa tempat UMKM berada serta melakukan
Sosialisasi yang lebih aktif mengenai pentingnya layanan pendampingan
PLUT untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas UMKM. Selanjutnya yang
tidak kalah penting yaitu tenaga pendamping yang ada Melakukan evaluasi
dan inovasi terhadap teknik layanan pendampingan yang diberikan, agar
mampu mengantisipasi banyaknya jumlah UMKM yang ada.