Dosen Faperta Unri Kembangkan Agrobisnis Berbasis Limbah Usaha Jamur Tiram

Pendidikan | Rabu, 01 September 2021 - 14:27 WIB

Dosen Faperta Unri Kembangkan Agrobisnis Berbasis Limbah Usaha Jamur Tiram
Tim Pengabdian bersama mitra sedang launching pupuk kascing plus berbasis limbah baglog di Kota Pekanbaru jamur tiram belum lama ini. (DOSEN FAPERTA UNRI UNTUK RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Keinginan wirausahawan muda bernama Solihin, mahasiswa Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Riau (Unri) untuk mengembangkan usahanya terjawab. Sebelumnya, Solihin ingin mengembangkan usaha pertanian berbasis limbah usaha yang ia lakukan yaitu budidaya jamur tiram.

Usaha budidaya jamur tiram yang beralamat di Jalan Elang Sakti Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru ini didirikan oleh Solihin pada tahun 2018. Ia merintis usaha itu sebab melihat besarnya permintaan masyarakat Kota Pekanbaru terhadap jamur tiram.


Melihat usaha dan keinginan kuat dari wirausahawan muda itu, dosen Faperta Unri pun tertarik membantu Solihin melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Isna Rahma Dini MSi selaku Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat menyebutkan bahwa rata-rata produksi jamur tiram oleh Solihin setiap harinya dapat mencapai 15-40 kg. 

"Besarnya jumlah produksi jamur yang dilakukan disebabkan banyaknya jumlah baglog yang Solihin miliki sebagai media pertumbuhan jamur tiram tersebut. Sampai saat ini, jumlah baglog yang Solihin miliki yaitu sebanyak 11.000 bush baglog yang terdiri atas 6.000 baglog yang masih berproduksi, 2.000 baglog baru dan belum berproduksi, dan 3.000 buah

baglog yang sudah menjadi limbah karena tidak mampu memproduksi jamur lagi,” bebernya.

Selama ini, limbah baglog yang dihasilkan dari usaha budidaya jamur ini dimanfaatkan oleh peternak cacing untuk usaha budidaya cacing tanah. Melalui kegiatan pengabdian ini, limbah baglog tersebut dimanfaatkan langsung oleh Solihin untuk budidaya cacing African Night Crawler (ANC). 

Cacing ini dapat dimanfaatkan untuk obat-obatan seperti penyakit tifus. Selain itu, kandungan protein yang tinggi yang dimiliki

oleh cacing ANC ini membuat cacing ini dapat berpotensi juga untuk dikembangkan menjadi pakan ikan. Oleh sebab itu, sebagai upaya pengembangan pemanfaatan produksi cacing ini, selanjutnya juga akan dikembangkan pembuatan pakan berbahan baku tepung cacing sehingga dapat menjadi pakan alternatif pada usaha budidaya ikan yang juga sudah dilakukan pada pengabdian ini.

"Solihin juga memproduksi pupuk kascing (pupuk organik bekas cacing) yang dapat dimanfaatkan untuk usaha budidaya tanaman. Pupuk kascing yang akan dikembangkan oleh Solihin ini berbeda dengan pupuk kascing pada umumnya," sambung Isna.

Hal ini disebabkan karena pupuk kascing mengandung mikrob lokal hasil penelitian tim pengabdian yang menjadi keunggulan pada pupuk kascing tersebut sehingga disebut sebagai pupuk kascing plus.

"Mikrob lokal ini terdiri atas bakteri dan jamur yang berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan tanaman dan juga dapat menjadi perlindungan tanaman yang diberikan pupuk kascing plus ini," jelas Isna lagi.

Atas latar belakang tersebut, Tim Pengabdian kepada Masyarakat yang diketuai oleh Isna bersama tim dosen lain Fakultas Pertanian lainnya (Prof Hapsoh, Rachmad Saputra MSc, Desita Salbiah MSi, dan Sri Yoseva MP) serta mahasiswa Kukerta Balek Jampung Kelurahan Simpang Baru melakukan pengabdian Pengembangan Agrobisnis Pertanian Terpadu Organik pada Usaha Mahasiswa D'jamuran Pekanbaru dengan Penerapan Iptek Mikrob Lokal pada usaha D'Jamuran yang dimiliki oleh Solihin sebagai mitra dari pengabdian ini. Isna menyebutkan bahwa pengabdian ini merupakan wujud teraplikasikannya IPTEK yang dimiliki oleh tim pengabdian pada mitra.

“Dampak dari kegiatan pengabdian ini yaitu diharapkan dapat meningkatkan pendapatan Solihin sebagai mitra dalam pengembangan usaha pertanian terpadu melalui produk cacing dan pupuk kascing plus berbasis limbah baglog dari usaha budidaya jamur yang ia lakukan. Selain itu, diharapkan

agar usaha Solihin ini juga dapat menjadi contoh sentra pertanian terpadu berbasis usaha budidaya jamur tiram di Kota Pekanbaru," terangnya di akhir wawancara.(ifr)

Laporan: Siti Azura (Pekanbaru)

Editor: Eka G Putra









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook