PANGKALANKURAS (RIAUPOS.CO) -- Jembatan penyeberangan wisata alam danau Desa Betung, Kecamatan Pangkalan Kuras, roboh diterjang angin kencang, Jumat (22/1) malam lalu. Jembatan penyeberangan itu, menghubungkan rumah balai adat sebagai pusat Budaya Petalangan yang berada di objek wisata Danau Betung tersebut.
Meski tidak ada korban jiwa, namun dampak robohnya jembatan yang dibangun pada 2019 lalu itu, membuat objek wisata masyarakat Adat Melayu Petalangan ini sepi pengunjung.
"Pascajembatan itu roboh, saat ini objek wisata Danau Betung sepi pengunjung," terang Kepala Desa Betung, Kecamatan Pangkalan Kuras, Darman SE kepada Riau Pos, Ahad (24/1).
Diungkapkannya, jembatan berbahan material kayu dengan lembayung yang juga bertiangkan kayu sepanjang kisaran 50 meter ini jatuh ke sungai setelah diterjang angin kencang pada Jumat (22/1) malam lalu sekitar pukul 23.00 wib.
Padahal, jembatan yang menelan biaya Rp200 juta ini, baru dibangun pada akhir 2019 lalu oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Pelalawan.
"Kami merasa aneh saja, jembatan itu belum lama dibangun (akhir 2019, red) oleh Disparpora Pelalawan, tapi kok bisa roboh akibat diterpa angin," paparnya.
Atas robohnya jembatan itu, pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut kepada Disparpora Pelalawan.
Instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan ini, sudah turun ke lokasi untuk meninjau dan melakukan pengecekan Sabtu (23/1) sore kemaren.
"Tim Disparpora sudah turun meninjau lokasi dan berjanji akan segera membangun kembali jembatan yang roboh tersebut pada 2021 ini. Kita berharap jembatan ini segera diperbaiki, sehingga objek wisata ini dapat kembali ramai dikunjungi pelancong," ujarnya.
Hanya saja, Kepala Disparpora Pelalawan, Andi Yuliandri SIkom masih belum berhasil dihubungi melalui selulernya dinomor 082113500xxx yang dalam keadaan tidak aktif. Hingga berita ini ditulis, Kepala Disparpora belum juga berhasil dikonfirmasi terkait robohnya tersebut.(amn)