Menembus Batas, Mengejar Mimpi lewat Sekolah Paket C

Pelalawan | Selasa, 18 April 2023 - 11:18 WIB

Menembus Batas, Mengejar Mimpi lewat Sekolah Paket C
Peserta Program Kelompok Belajar Paket B dan Paket C foto bersama di salah satu sekolah binaan RAPP di bawah Yayasan Kerinci Citara Kasih (YKCK) yaitu SD Global Andalan di Kabupaten Pelalawan, baru-baru ini. (RAPP UNTUK RIAUPOS.CO)

PELALAWAN  (RIAUPOS.CO) - Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk peningkatan kualitas hidup. Namun sayangnya, masih terdapat anak-anak usia sekolah yang tidak dapat melanjutkan pendidikan mereka di bangku sekolah formal dikarenakan faktor ekonomi.

Menyadari bahwa banyak anak-anak muda yang putus sekolah di desa-desa sekitar operasionalnya, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), unit usaha APRIL Group menyelenggarakan Program Kelompok Belajar (Kejar) Paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMA) bagi masyarakat luas dan karyawan maupun kontraktor RAPP.


Program pendidikan kesetaraan ini diselenggarakan di salah satu sekolah binaan RAPP di bawah Yayasan Kerinci Citara Kasih (YKCK) yaitu SD Global Andalan di Kabupaten Pelalawan.

Program kejar Paket B dan C ini merupakan salah satu upaya grup APRIL untuk mendukung pemerataan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat. Hal ini tercantum dalam salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) pada poin empat SDGs, yakni berusaha memastikan setiap orang dapat mengenyam pendidikan wajib belajar 9 tahun di 2030 nanti.

Manajer Yayasan Kerinci Citra Kasih, Ansen Yudianto mengatakan, melalui program Kejar Paket tersebut siswa akan mendapatkan ijazah yang setara dengan tingkatannya. Ijazah ini bisa dipergunakan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau melamar pekerjaan.

 "Perusahaan memfasilitasi pembelajaran Paket B dan Paket C untuk masyarakat atau anak putus sekolah di sekitar lingkungan perusahaan. Hal ini sejalan dengan komitmen APRIL untuk mendukung pendidikan bermutu bagi semua atau kemajuan inklusif dalam agenda APRIL2030" kata Jansen.

Tidak hanya ijazah, peserta  kejar paket juga mendapat pelajaran yang sama dengan jenjang pendidikan yang ditinggalkan. Selain itu peserta didik tidak dikenakan biaya. RAPP bahkan menyediakan fasilitas berupa mess bagi peserta didik.

Untuk memperkaya pengalaman peserta didik, RAPP juga memberikan kesempatan magang di operasional RAPP. Sejak tahun 2015, Program Kejar Paket B dan C yang dilaksanakan oleh RAPP telah berhasil menamatkan 9 angkatan. Alumninya telah tersebar bekerja dan ada yang melanjutkan pendidikan di berbagai tempat termasuk bekerja di lingkungan operasional RAPP.

Sejumlah alumni menceritakan pengalamannya kepada Riau Pos. Semangat mereka menjadi bukti bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah. Banyak jalan meraih pendidikan salah satunya dengan mengikuti Program Kejar Paket B dan C.

Pertama, Tarifman Laia. Pria berusia 24 tahun saat ini menikmati pekerjaanya sebagai mandor di estate Teso Timur. Ia tidak menyangka bisa meraih mimpinya bekerja di PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Pemuda asal desa Lalang Kabung, Pelalawan, Riau ini masih ingat betul perjuangannya dalam menyelesaikan pendidikannya.

Sebagai anak ke-7 dari 9 bersaudara, Tarifman melihat upaya kedua orang tuanya untuk menghidupi keluarga mereka. Ketiadaan biaya untuk bersekolah membuat Tarifman sempat menggantung cita-cita dan pendidikannya. Hingga suatu hari, mantan gurunya di SD Global Andalan Jepri Wahyudi menyemangati Tarifman agar tidak berputus asa. Sang guru memberitahukan bahwa sekolah Global Andalan menyelenggarakan Program Kejar Paket B dan C.

Semangat Tarifman bangkit kembali, ia segera mendaftarkan diri belajar di Kejar Paket B dan C. Dengan ketekunan dan semangat tinggi  ia berhasil mendapatkan ijazah Paket C setara SMA pada tahun 2020. Kemudian tahun 2021, berbekal ijazah SMA dari paket C, Tarifman mencoba melamar sebagai mandor di RAPP.

Ia pun mengikuti serangkaian proses perekrutan dan harus mengikuti  ujian masuk karyawan dan bersaing dengan pelamar kerja lainnya. Setelah menunggu beberapa lama, Tarifman mendapat kabar  bahwa ia lulus dan diterima bekerja sebagai mandor.  Anak dari pasangan Noeli dan Ramilia  ini tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya dan langsung mengabari kedua orangtuanya yang saat itu sedang bekerja sebagai pekerja harian di sebuah perusahaan.

"Saya berterima kasih guru saya, Pak Jepri Wahyudi  yang terus memotivasi saya agar tidak menyerah saat itu. Walaupun semua pintu seperti tertutup, saya terus berjuang menembus batas. Saya masih punya cita-cita berkuliah," ungkapnya.

Tarifman berpesan kepada rekan-rekannya agar terus berjuang dan tidak mudah patah semangat. Menurutnya pendidikan itu sangat penting, bukan tentang bersekolah dimananya tapi tentang menambah wawasan dan tidak berhenti belajar.

"Bersekolah di Paket B dan C bukanlah sesuatu yang memalukan, justru sebaliknya membanggakan. Itu menunjukkan dengan segala keterbatasan kita berusaha keluar untuk menjadi pemenang," ujar Tarifman.

Kedua, Miar Lawati. Semangat  wanita 28 tahun untuk meraih pendidikan bisa diacungi jempol.  Wanita asal Pelalawan ini tak patah arang ketika harus berhenti dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) dikarenakan faktor ekonomi.

Anak bungsu dari 6 bersaudara ini  telah kehilangan ibu tercintanya di ketika masih dibangku sekolah, sedangkan sang ayah yang sudah renta tidak sanggup lagi bekerja. Akan tetapi  semangat untuk belajar terus menyala di hati Miar, baginya belajar bisa di mana saja dan dari siapa saja.

Walaupun tidak bisa mengenyam pendidikan umum seperti teman sebayanya,  Miar menempuh jalan berbeda untuk meraih ijazah SMP dan SMA lewat Program Belajar Paket B dan Paket C di SD Global Andalan Pelalawan. Kemudian melanjutkan pendidikan di jurusan ilmu pemerintahan di Universitas Terbuka (UT) di Pekanbaru.

Kini ia telah memasuki semester 6 perkuliahan sembari bekerja sebagai tenaga cutting di Pusat Pembibitan (Central Nursery) PT RAPP. "Saya tidak akan sampai di sini kalau dulu saya patah semangat. Untunglah ada Program Belajar Kejar Paket B dan C sehingga saya tetap bisa bersekolah," kenang Miar. "Tidak perlu malu, justru seru bersekolah di Kejar Paket B dan C. Banyak belajar di luar ruangan," tambahnya.

Kegiatan belajar di siang hari  membuat Miar dapat membagi waktunya dengan baik. Pada pagi hari , Miar mengiktui program magang di nursery. Pengalaman magang inilah  menjadi bekalnya sehingga dirinya mendapatkan tawaran bekerja menjadi kontraktor di salah satu pusat pembibitan PT RAPP.

Ketiga, Boy Agusman Laia. Pria 23 tahun ini juga telah berhasil menyelesaikan Program Belajar Kejar Paket B dan C di sekolah SD Global Andalan estate Pelalawan PT RAPP. Keinginan Boy untuk belajar di sekolah formal sempat pupus yang juga disebabkan faktor ekonomi keluarga.

Sempat bersedih hati membayangkan masa depannya kelak tanpa pendidikan. Suatu hari Boy yang murung mendapat kabar dari guru SD tempat ia bersekolah dulu bahwa SD Global Andalan membuka program Program Belajar Kejar Paket B dan C di sekolah.

Kegiatan belajar dimulai dari pukul 14.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Sama halnya dengan Miar, Boy juga berkesempatan  untuk magang di Central Nursery Pelalawan pada pagi harinya. "Saya paling senang pelajaran biologi, sambil magang di nursery saya ingat-ingat pelajaran biologi tentang tumbuhan. Kalau sudah ada modal biaya mau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi danmungkin saya akan mengambil jurusan biologi" ujar Boy optimis.

Saat ini Boy bekerja sebagai helper di salah satu kontraktor RAP.  Sambil bekerja ia juga
menabung gajinya untuk modal usaha dan melanjutkan cita-cita untuk kuliah di perguruan tinggi.

Program Kejar Paket B dan C yang diselenggarakan oleh RAPP diselenggarakan di SD Global Andalan yang dikelola oleh Yayasan Kerinci Citra Kasih (YKCK).

Boy mengungkapkan dirinya sangat termotivasi  mengikuti program kejad  Paket B dan C ini. Terlebih ketika ada kunjungan dari pihak Yayasan Kerinci Citra Kasih (YKCK)selaku pengelola SD Global Andalan tempat ia belajar.

 "Saya dan teman-teman sekelas paling senang kalau Pak Jansen datang mengunjungi kami. Beliau seperti sosok  ayah yang mendengarkan keluh kesah kami sehingga semangat kami belajar di kelas menjadi naik kembali," kenang Boy menutup perbincangan.(adv/rio)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook