PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) - Komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan melalui Dinas Kesehatan (Diskes) untuk mengantisipasi dan menekan kian meningkatnya kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) terus digalakkan. Hal ini dibuktikan dengan kembali diintensifkannya sosialisasi program Gerakan Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik) kepada masyarakat.
Hal ini disampaikan Kepala Diskes Kabupaten Pelalawan, H Asril SKM MKes kepada Riau Pos, Ahad (11/9) kemarin.
Dikatakannya, program Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) ini, merupakan kegiatan pemeriksaan jentik-jentik nyamuk yang dilakukan dari rumah ke rumah oleh kader kesehatan masyarakat, sebagai upaya pengendalian penyakit DBD dan program G1R1J ini, akan terus di intesifkan pihaknya di 12 kecamatan yang ada di Pelalawan.
''Ahamdulillah, saat ini sudah delapan kecamatan yang telah kita sosialisasikan program G1R1J ini yakni Kecamatan Langgam, Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Bandar Seikijang, Bandar Petalangan, Pangkalan Kuras, Pangkalan Lesung dan Uku,'' katanya.
Insya Allah, empat kecamatan lainnya yakni Kuala Kampar, Teluk Meranti, Kerumutan dan Bunut akan segera disambangi untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
''Sedangkan dalam program G1R1J ini, maka setiap satu rumah menjadi kader jumantik yang bertanggungjawab terhadap Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan rumahnya,'' terangnya.
Diungkapkannya, dengan telah disosialisasikannya Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik kepada maka upaya penanggulangan guna memutus mata rantai penyebaran DBD dengan membasmi tempat-tempat yang menjadi sarang pengembang biakan nyamuk mematikan ini, diharapkan dapat terlaksana dengan baik.
''Tentunya kita terus mengajak agar masyarakat pro aktif untuk membawa keluarganya jika terserang penyakit seperti demam, panas tinggi, pilek lainnya ke sentra pelayanan kesehatan masyarakat ke puskesmas, klinik atau rumah sakit. Dimana dalam ini, kita juga sudah menginstruksikan seluruh puskesmas untuk tetap siaga 1x24 jam,'' ujarnya.
Jadi, mari sama-sama mengantisipasi penyebaran penyakit DBD ini dengan sama-sama menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta terus menghidupkan budaya gotong-royong membersihkan lingkungan.
''Dengan demikian, maka tidak hanya DBD saja yang dapat ditekan dan diantisipasi, tapi juga penyebaran wabah penyakit lainnya yang disebabkan akibat dampak dari tidak bersihnya lingkungan disekitar kita dapat dicegah,'' ujarnya.
Ditambahkannya, hingga awal September 2022 ini, pihaknya telah mencatat ada sebanyak 70 kasus DBD yang terjadi, di mana kasus DBD ini di dominasi oleh kecamatan Pangkalan Kerinci sebanyak 60 kasus, kecamatan Ukui 7 kasus dan Kecamatan Pangkalan Kuras 3 kasus.(amn)