PANGKALANKURAS (RIAUPOS.CO) -- Evi (30), warga Jalan Sakura, Kelurahan Kerinci Kota, Kecamatan Pangkalan Kerinci, tak kuasa menahan air mata. Pasalnya, anak gadisnya tercinta bernama Intan (15), ditemukan tak bernyawa setelah empat hari tak pulang ke rumah, Kamis (11/2) sore lalu sekitar pukul 16.30 WIB.
Jasad remaja yang masih duduk di kelas IX salah satu SMP Pangkalan Kerinci ini, ditemukan tewas di pinggir jalan Lintas Bono (Jalinbon) Desa Dundangan Kecamatan Pangkakan Kuras.
Kuat dugaan kematian gadis malang tersebut merupakan korban tindak pidana pembunuhan. Pasalnya, pada bagian fisik korban ditemukan tanda-tanda kekerasan berupa bercak darah yang telah mengering.
"Ya, Intan sudah empat hari tak pulang ke rumah. Tapi, saya sangat terkejut dan sempat syok ketika mendapat info ditemukan sudah tak bernyawa," terang Evi didampingi paman korban Andri (28) kepada Riaupos.co, Jumat (12/2) di rumah duka Jalan Sakura.
Dituturkan Evi, dirinya tidak menyangka kepergian Intan begitu tragis. Bahkan, dirinya juga tidak merasakan firasat apa-apa sebelum anak gadisnya dinyatakan hilang pada Senin (8/2) lalu. Ternyata, itu merupakan hari pertemuan terakhirnya dengan remaja yang memiliki karakter periang tersebut.
"Jadi, pada Senin (8/2) pagi lalu sekitar pukul 08.00 WIB, Intan minta izin kepada saya untuk pergi kesekolah mengambil blanko surat pernyataan orangtua belajar di sekolah selama masa pendemi Covid 19. Namun, hingga sore hari, anak gadis saya ini tak juga kunjung pulang ke rumah," bebernya.
Atas kekhawatiran tersebut, maka dirinya menghubungi keluarga besarnya di Kecamatan Pangkalan Kerinci untuk mencari keberadaan korban. Alhasil upaya pencarian gadis remaja yang masih di bawah umur itu pun terus dilakukan pihak keluarga dengan mendatangi teman sekolah korban. Bahkan, upaya pencarian pun dilakukan dengan menyampaikan informasi orang hilang di berbagai media sosial dengan menyebarkan foto anaknya hingga membuat laporan kepada pihak kepolisian (Polsek Pangkalan Kerinci, red). Namun, upaya tersebut masih belum membuahkan hasil karena Intan tak kunjung ditemukan dan pulang ke rumah.
"Kalau pengakuan teman sekolahnya, Intan pergi bersama beberapa orang yang menjemputnya di sekolah menggunakan mobil. Tapi saya tidak menyangka, anak saya kembali kepangkuan saya dalam kondisi tidak bernyawa. Untuk itu, kami dari pihak keluarga meminta agar kepolisian dapat segera mengungkap kasus kematian Intan. Segera menangkap dan menghukum pelaku yang membunuh anak saya," ujarnya
Sementara itu, Kapolres Pelalawan AKBP Indra Wijatmiko SIK melalui Kasat Reskrim AKP Ario Damar SH ketika dikonfirmasi Riaupos.co, Ahad (1/3), membenarkan adanya penemuan mayat yang sebelumnya diketahui tidak memiliki identitas (Mrs-X).
"Setelah dievakuasi, mayat Mrs-X ini langsung kita bawa RS Bhayangkara Polda Riau untuk di otopsi. Alhamdulillah, sekitar pukul 22.00 WIB, identitas jenazah itu akhirnya terungkap setelah orangtua korban (Evi, red) mengetahui ciri-ciri anaknya dan tes DNA. Kemudian, sekitar pukul 23.50 WIB, jenazah korban dibawa keluarganya untuk dikebumikan di Pangkalan Kerinci," sebut Kasat Reskrim.
Ditambahkan Ario Damar, mayat Intan pertama kali ditemukan oleh seorang warga Desa Dundangan Kecamatan Pangkalan Kuras bernama Wagian (28) yang melintasi Jalan Lintas Bono KM 3, Desa Dundangan dengan berjalan kaki, Kamis (11/2) sore. Hanya saja, tiba-tiba saksi yang merupakan Ketua RW 004 Desa setempat ini mencium bau busuk yang sangat menyengat indra penciumannya. Dan karena terusik, maka saksi berusaha mencari sumber bau tak sedap tersebut. Sehingga saksi melihat ada seperti tumpukan sampah di pinggir jalan tersebut.
"Setelah melihat dari dekat, tenyata sumber bau itu bukan berasal dari tumpukan yang dikira sampah oleh saksi, tapi ternyata adalah mayat manusia yang telah membengkak. Kemudian saksi menghubungi Ketua RT setempat (RT 001, red) yakni Saprizon (40) yang langsung turun kelokasi bersama tim opsnal Polsek Pangkalan Kuras diback up Satreskrim Polres Pelalawan untuk melakukan evakuasi serta olah TKP," ujarnya.
Ditambahkan, hingga saat ini pihaknya masih belum dapat memastikan penyebab kematian korban. Pasalnya, pihaknya masih menunggu hasil otopsi tim forensik RS Bhayangkara Polda Riau.
"Insya Allah malam ini hasil otopsinya keluar. Sehingga kami dapat mengetahui penyebab kematian korban dan segera mengungkap kasusnya," tutup Kasat Reskrim.
Laporan: Muhammad Amin Amran (Pangkalankerinci)
Editor: Rinaldi