PELALAWAN (RIAUPOS.CO) - Stunting menjadi salah satu penanganan skala prioritas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan. Pasalnya, daerah pemekaran dari Kabupaten Kampar ini (Pelalawan, red), telah ditetapkan menjadi salah satu daerah lokasi khusus (lokus) intervensi stunting di Provinsi Riau.
Untuk itu, guna menekan angka kasus gizi buruk tersebut, pemerintah pun gencar melakukan gerak cepat penurunan stunting di Negeri Seiya Sekata ini. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya kunjungan kerja (kunker) oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Pelalawan, Sella Pitaloka SAP ke sejumlah desa di kecamatan untuk melakukan sosialisasi stunting. Salah satunya Desa Tanjung Air Hitam dan Desa Pangkalan Tampoi Kecamatan Kerumutan, Selasa (5/10) sore kemarin.
Kunjungan istri Bupati Pelalawan H Zukri ini, untuk meyaksikan kegiatan prakonsepsi posyandu desa, khususnya dalam pencegahan stunting atau gangguan tumbuh kembang pada anak.
Sella Pitaloka SAP didampingi Sekretaris Dinas Kesehatan Pelalawan Prima Merdeka Wati, Ketua DWP Kabupaten Pelalawan Hj Teti Hariati Mukhlis dan rombongan pengurus TP PKK Pelalawan, disambut Sekcam Kerumutan Widodo dan Kepala Desa Tanjung Air Hitam dan Desa Pangkalan Tampoi.
Dalam sambutannya, Ketua TP PKK Pelalawan Sella Pitaloka SAP menyampaikan apresiasi terhadap upaya pihak desa dan kecamatan untuk menekan penurunan stunting. Hal ini terbukti minimnya balita yang terkena stunting di dua desa ini.
“Kita berharap seluruh elemen masyarakat, agar lebih memperhatikan asupan makanan yang bergizi pada bayi dan balita. Sehingga ke depannya tidak ada lagi balita yang terkena stunting di Negeri Amanah ini. Khusus di Desa Tanjung Air Hitam dan Pangkalan Tampoi,” terangnya.
Selain itu, sambung Ketua TP PKK Pelalawan ini, dirinya juga mengajak agar para orangtua, dapat rutin mengontrol tumbuh kembangnya anak dengan membawa ke posyandu di lingkungan masing-masing. Pasalnya, salah satu tujuan posyandu adalah mendukung pemerintah menangani stunting dan kematian ibu saat melahirkan. Untuk itu, dirinya berinisiatif mengembangkan posyandu di Pelalawan, guna mengantisipasi sejak dini stunting khususnya pada 1.000 hari kehidupan.
“Artinya permasalahan stunting ini, dapat dicegah dengan memastikan kesehatan dan kecukupan gizi anak. Dimulai dari janin hingga anak usia dua tahun. Hal ini bisa dicapai bila ibu hamil makan-makanan yang bergizi seimbang, terutama makanan yang bersumber protein hewani agar janin sehat dan bayi yang lahir selamat,” ujarnya.(hen)
Laporan MUHAMMAD AMIN, Pelalawan