PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Memasuki hari ke-18 bulan Ramadan, para pengrajin kue kering memulai usahanya untuk memproduksi berbagai macam varian kue kering. Seperti halnya yang dilakukan oleh Reno Sari, pemilik usaha kue Idulfitri, Dapur Sachi di Kota Pekanbaru, Kamis (29/4)
Menurut Retno, saat ini permintaan kue lebaran Idulfitri buatan rumah di Kota Pekanbaru mengalami peningkatan meski di tengah kondisi pandemi COVID-19.
Usaha yang telah dijalankan oleh Retno selama empat tahun terkahir ini cukup diminati oleh masyarakat. Karena rasanya yang gurih dan berkualitas, yang menjadi faktor orang mau membeli adalah karena kemasannya yang menarik.
"Awalnya saya pikir ekonomi akan susah, berimbas ke permintaan kue. Tapi ternyata penjualan masih stabil, bahkan ada peningkatan permintaan di tahun ini," ucapnya.
Lanjut Retno, Dapur Sachi merupakan salah satu dari pengusaha kue lebaran musiman yang memasak dari dapur rumah, dan aktif setahun sekali guna memanfaatkan momen Idulfitri. Usaha mikro ini tetap bertahan di tengah pandemi COVID-19.
Ia mengatakan, permintaan kue hari raya pada lebaran Idulfitri tahun lalu justru meningkat, yakni dari biasanya berkisar 200 hingga 300 toples, menjadi 500 toples. Bisnis kue rumahan banyak mengandalkan promosi dari mulut ke mulut.
"Tahun lalu ketika saya mengganti pakai toples yang isinya lebih banyak, permintaan langsung meningkat. Dan sampai membuat saya bersama sejumlah pekerja kewalahan karena harus menyelesaikan permintaan yang cukup tinggi," kata dia.
Bahkan, hingga pekan kedua bulan Ramadan 1442 Hijriah ini. Usaha kue kering miliknya sudah memproduksi sebanyak 350 toples dari target sebanyak 500 toples.
Lanjut Retno. Untuk jenis kue yang paling laris adalah Crunchy Nestum, kemudian Nastar dan Almond Rokes. Salah satu kue hari raya yang unik dari Dapur Sachi adalah Nastar yang tahan banting. Reno menunjukan kue mungil berisi nanas itu tetap utuh saat dibanting-banting ke loyang, namun di dalam tetap lembut.
Bahkan, ia hanya menggunakan bahan baku terbaik kelas premium untuk membuat kue lebaran, sehingga harga jualnya relatif lebih tinggi berkisar Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per toples.
"Kalau untuk pembelinya kami mulai dari kawan-kawan sendiri di Pekanbaru, dan kini juga sudah mulai bertambah konsumennya setelah kami mulai aktif promosi dengan media sosial instagram," ucapnya.(ayi)