KOTA (RIAUPOS.CO) - Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (Simkim) serentak secara nasional dimulai pada Senin (29/4) pagi. Di Kantor Imigrasi Pekanbaru, sejumlah kendala pun terjadi.
Dikatakan Kasi Lantaskim Erwin, sistem ini merupakan wujud hadirnya negara melalui sistem online atau daring yang terhubung langsung dengan Pusat Data Keimigrasian di Jakarta.
"Meski tujuannya untuk memudahkan proses perekaman, namun tahap awal atau di hari pertama puluhan warga yang melakukan pengurusan paspor tak bisa dilayani dengan baik, karena pegawai masih melakukan penyesuaian terhadap server baru," kata Erwin.
Dikatakan Erwin, saat ini ada lima unit komputer yang terintegrasi langsung dengan Disdukcapil. Namun, baru empat unit yang dioperasikan.
“Dalam beberapa hari ke depan, saya yakin sistem sudah normal dan kuota akan kembali seperti semula,” ungkap Erwin.
Atas kendala ini, tentunya pihaknya memprioritaskan 100 kuota untuk yang mendaftar secara online, orang sakit, lansia, difabel dan anak-anak.
Sementara untuk sistem yang ada di Mal Pelayanan Publik (MPP) Pekanbaru, selama proses peralihan, hanya bisa melayani 15 dari 50 kuota.
Sekali lagi dikatakan Erwin, dengan Simkim maka data keimigrasian lebih aman dan bisa diakses secara real time oleh para petugas imigrasi di bandara, di Kantor Imigrasi, hingga di Perwakilan RI di luar negeri. Faktor keamanan (security) pun menjadi prioritas utama dalam penerapan Simkim.
"Saya berharap, masyarakat yang hendak mengurus paspor agar dapat bersabar dalam beberapa hari ini. Karena sistem baru, tentu petugas masih dalam proses penyesuaian. Sekali lagi saya yakin, dalam beberapa hari ke depan semua akan kembali normal seperti semula," ungkap Erwin.(mng)